Berbalut Lumpur, Aksi Demo Teatrikal Kecam Matinya Pendidikan di Kota Tangerang

Spread the love

Jurnalline.com, Kota Tangerang – Aksi protes terkait sistem zonasi penerimaan siswa didik baru (PPDB) Kota Tangerang kembali digelar, Jumat (21/7) bertempat di depan pintu gerbang Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.

Dengan berbalut lumpur hitam di badan, para peserta demo melakukan aksi Teatrikal yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Peduli Bangsa (GP2B),
mengibaratkan gelapnya pelayanan pendidikan di Kota Akhlakul Karimah.

Pasalnya menurut mereka, sistem zonasi yang diberlakukan sebesar 90 persen tidak berazaskan keadilan dan belum bisa diterapkan di Kota Tangerang, hal itu lantaran belum tersedianya infrastrukur bangunan sekolah yang memadai di Kota Tangerang. Untuk itu para pengiat aksi solidaritas pendidikan menilai bahwa PPDB online tidak seharusnya dilaksanakan di tahun ini.

“Ya, karena memang daerahnya tidak atau belum siap,” ujar Koordinator GP2B, Umar disela-sela aksi.

Umar juga mengatakan, “Bahwa pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara dan mempunyai kedudukan yang sama atas hak asasi manusia dalam mendapatkan sebuah pengajaran demi terciptanya sebuah cita cita pembangunan bangsa dan negara.Yaitu pada aspek pendidikan untuk terbentuknya sumber daya manusia (SDM) yang dapat diandalkan. Seperti aspek, mutu dan kualitas guna menciptakan generasi penerus bangsa dan dengan harapan mencerdaskan anak bangsa tanpa terkecuali.

Untuk itu kata Umar, atas nama masyarakat peduli pendidikan menyatakan sikap tegas atas pemerintah daerah Kota Tangerang. Yaitu diantaranya, memberhentikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, atau mendesak Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah
mundur.

“Karena proses PPDB Kota Tangerang tahun ajaran 2017 kami nilai tidak mengedepankan aspek kualitas siswa,” katanya.

Selain itu dalam aksi tersebut juga meminta DPRD Kota Tangerang sebagai wakil rakyat dapat berlaku adil dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja eksekutif.

“Kami juga mendorong pemerintah pusat untuk mencabut Permendikbud nomor 17 Tahun 2017 karena tidak relevan jika diterapkan kedaerah daerah,” pungkasnya.

Hingga sore hari aksi warga itu tidak mendapat tanggapan dari Pemkot Tangerang. Akhirnya dengan raut wajah kecewa menjelang sore massapun membubarkan diri .

( Gus N/lla )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.