Demi Dapatkan Uang, Pengemis Ini Pura-Pura Jadi Wanita Berjilbab

Spread the love

Jurnalline.com, JAKARTA – Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan melakukan penjangkauan terhadap pengemis pria yang berpura-pura menjadi wanita berjilbab. Alasannya, orang akan lebih merasa iba terhadap wanita ketimbang pria.

Itu disampaikan Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursidin saat mengetahui ada pengemis berpura-pura menjadi wanita. Ia melanjutkan, petugasnya mendapati ia sedang beroperasi di kawasan lampu merah Permata Hijau, Jakarta Selatan.

“Saat kami sedang melakukan monitoring di kawasan Permata Hijau, kami lihat ia sedang beroperasi. Awalnya kami lihatnya wanita sedang mengemis, ya kami lakukan saja penjangkauan,” tandas Mursidin pada Jumat (23/6).

Ia juga menambahkan, setelah dilakukan penjangkauan, petugas kaget ternyata ia seorang pria. Ketika ditanya pun, ia bersuara layaknya pria.

Petugas menanyakan kenapa ia mengemis dengan pura-pura menjadi perempuan. Alasannya jika mengemis dengan wujud lelaki asli, orang-orang tidak ada orang yang mau memberinya uang.

“Masa laki-laki yang masih kuat gitu ngemis. para pengendara juga nanti ngetawain dia. Makanya ia berinisiatif jadi wanita berjilbab saja,” ujar Mursidin.

Pria yang kemudian diketahui bernama Nursholeh (25) asal Lampung ini mengaku sebelumnya berprofesi sebagai penjual minuman di Senayan.

Namun, karena Senayan sedang direnovasi dan kondisinya juga sedang bulan puasa, jualan yang biasanya ia lakukan sepi pembeli. Sehingga Nursholeh mempunyai ide mengemis untuk menutup kebutuhannya sehari-hari.

“Dia bilang baru mengemis dua hari. Hari pertama mendapatkan penghasilan Rp.150.000 dan hari kedua baru mendapat Rp.50.000 tapi sudah keduluan kena sama petugas,” kata Mursidin.

Sebenarnya Nursholeh sudah tahu kalau di Jakarta tidak boleh mengemis. Teman-teman sesama pedagang sebelumnya juga sudah memberi warning. Jangan mengemis di lampu merah nanti kena petugas. Tapi dia nekat mengemis dengan pura-pura menjadi wanita.

Apa yg dia lakukan itu sempat ditertawakan oleh sesama Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) jalanan karena aksinya menjadi perempuan itu. Tapi dia cuek saja. Menurut dia buat apa malu di Jakarta. Kalau malu nggak dapat uang.

“Nursholeh yang hanya lulusan SD itu sudah berjualan minuman di Senayan lebih dari 5 tahun. Biasanya kalau habis lebaran baru pulang kampung ke Lampung. Namun sekarang dia lebaran di panti karena kami sudah membawanya ke sana,” ujar Mursidin.

(Haryati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.