GAYA KEPEMIMPINAN AHOK DISEBUT “BAJINGAN”

Spread the love

Jurnalline.com, Jakarta – Gaya kepemimpinan seorang Ahok, yang dikenal meledak-ledak, tegas dan berani membongkar yang lama dan menggantinya dengan cara-cara maupun tindakan yang baru , ternyata di catat oleh seorang penulis berlatarbelakang jurnalis, dalam sebuah Buku yang menceritakan gaya kepemimpinan dan pola komunikasi publik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berjudul “Ahok, Sang Pemimpin Bajingan” resmi diluncurkan, Sabtu sore (14/5) di gedung juang 45 Jakarta Pusat.

Meskipun menggunakan kata yang cukup menuai kontroversi, yakni “bajingan”, kedua penulis buku Maksimus Ramses Lalongkoe dan Syaefurrahman Al Banjary merujuk pada kata tersebut untuk menggambarkan gaya kepemimpinan Ahok, sapaan akrab Basuki, yang keras dalam menghadapi sistem korup di republik ini.

“Bajingan bukan makna sebenarnya. Kami menemukan dia (Ahok) sebagai sosok pemimpin para bajingan, yaitu para pejabat negara yang punya komunikasi politik santun tetapi korup,” ujar Maksimus dalam acara peluncuran buku tersebut di Aula Gedung Joeang, Jakarta Pusat.

Menurut penulis, Gubernur Basuki adalah sosok pemimpin fenomenal yang berani melawan arus dengan gaya bicara blak-blakan, sikap tegas, dan tidak kenal kompromi, serta keberanian memberantas para predator uang rakyat.

“Pesan yang ingin disampaikan bagaimana seorang pemimpin membangun sistem yang jujur dan terbuka kepada publik, misalnya Ahok berani membuat sistem ‘e-budgeting’, hal-hal seperti ini perlu disebarluaskan dan dicontoh oleh pemimpin daerah lain,” kata Maksimus.

Namun, jelas dia, buku setebal 135 halaman itu tidak melulu mengagung-agungkan sosok Ahok, melainkan juga mengkritik cara komunikasi politik pria asal Belitung tersebut yang perlu dibenahi berkaitan dengan konteks budaya ketimuran dan posisinya sebagai pemimpin.

Sebagai salah satu pengulas dalam buku terbitan Halaman Moeka Publishing itu, peneliti politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, menyebutnya sebagai karya yang menampilkan sisi kemanusiaan Basuki sebagai sosok pemimpin yang berhasil mengatasi hasrat manusia terhadap kenikmatan duniawi seperti harta dan kekuasaan.

Menurut dia, pengendalian diri yang dimiliki Basuki merupakan kemenangan yang tidak mudah didapatkan seorang pemimpin.

“Ahok berusaha memperjuangkan kebijakan yang menguntungkan masyarakat. Dengan begitu pribadi dan cara komunikasinya yang cenderung keras menjadi urusan belakangan,” kata dia.

Kristiadi berharap buku “Ahok, Sang Pemimpin Bajingan” dapat merawat harapan masyarakat yang membacanya bahwa sosok pemimpin yang baik terlihat dari kebijakan-kebijakan yang diambilnya, bukan dari pola komunikasi publiknya.

“Setiap hari kita sudah menyaksikan bahwa kesantunan bersenyawa dengan kedurhakaan dan kepalsuan. Terbukti banyak orang santun malah menggarong uang negara tanpa perikemanusiaan,” ujarnya.

(IDG/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.