Polisi Merasa Ada Yang Aneh Dengan Pembunuhan EP

Spread the love

Jurnalline.com, Tangerang Tiga tersangka kasus pembunuhan Eno Parihah (29), karyawati PT Polita Global Mandiri, pabrik plastik yang berada di Kosambi, Kabupaten Tangerang, telah ditangkap Polisi Minggu malam (15/5). Mereka adalah Imam Pariadi (24), Rakhmat (20), dan pelajar SMP berinisial RA (15).

Tiga tersangka itu dianggap berkomplot untuk memperkosa dan menganiaya Eno secara sadis. Untuk memastikan peranan masing-masing tersangka, polisi telah menggelar pra-rekonstruksi di TKP, yaitu mess PT PGM, Ahad malam lalu. Berdasarkan pra-rekonstruksi tersebut, terlihat sejumlah kejanggalan yang masih menyelimuti kematian gadis asal Serang, Banten, itu.

Kejanggalan pertama adalah keterangan RA yang mengaku sudah sebulan menjadi pacar Eno. Teman-teman Eno menyangsikan keterangan itu, sebab usia RA jauh lebih muda dari korban. Apalagi, selama ini, Eno dikenal bersikap dingin kepada laki-laki. “Korban dikenal tertutup dan pendiam. Teman kerja dan keluarganya tidak tahu jika korban punya pacar, “ujar Kapolsek Teluk Naga Ajun Komisaris Supriyanto.

Anggapan pun timbul jika RA menjadi otak kejahatan itu. Alasannya, dialah orang yang mengenal dan memiliki masalah dengan korban. Karena itu, dia memiliki motif kuat menyakiti Eno. Namun anggapan ini terasa janggal. Sebab, dari proses rekonstruksi, RA justru lebih banyak menjalankan perintah dari Imam dan Dayat.

Kejanggalan berikutnya juga terlihat dalam hubungan antara RA, Imam, dan Dayat. RA tidak kenal dengan dua pemuda itu sebelumnya. Namun mereka bisa berkomplot untuk menyakiti korban.

Kepada polisi, RA mengaku kesal saat meninggalkan mes Eno pada Kamis malam, 12 Mei lalu. Dia bertemu dengan Imam dan Dayat di dekat mes. Dua pemuda itu bertanya ihwal hubungan RA dengan Eno. RA saat ini menjawab tidak memiliki hubungan apa-apa. Namun dia justru mau ketika diajak kembali mendatangi korban. RA bahkan terlibat secara langsung memperkosa dan menganiaya Eno.

Kejanggalan lain adalah tindakan tersangka yang secara sadis menganiaya korban menggunakan gagang cangkul. Tindakan itu seakan-akan menunjukkan bahwa tersangka memiliki dendam terhadap korban.

Namun polisi belum bisa menyimpulkan apakah tersangka memang menyimpan dendam. “Kami masih perlu mendalami untuk memastikan motif di balik pembunuhan sadis ini,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo.

(J.A/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.