Jurnalline.com – JKT – Tak disangka jika Jakarta masih memiliki peninggalan masjid kuno nan unik seperti Masjid Langgar Tinggi. Masjid yang terletak di Jalan Pekojan, Jakarta Barat, ini pertama kali dibangun oleh seorang pedagang asal Yaman bernama Abu Bakar, pada tahun 1829. Dahulu, Abu Bakar membangun masjid ini di atas tanah wakaf dari Syarifah Mas’ad Barik Ba’alwi. Masjid berarsitektur perpaduan antara Portugis, Arab dan Cina ini sendiri masuk sebagai warisan Kota Jakarta yang dilindungi.
Masjid kuno ini terlihat kurang terawat. Apalagi ditambah dengan lingkungan kumuh di sekitarnya dan pemandangan Kali Angke yang kotor. Rasanya, pemerintah bisa lebih jeli tentang perawatan salah satu cagar budaya ini.
Secara mendadak tanpa pengawalan ekstra ketat Duta Besar Australia, Paul Grigson mengunjungi cagar budaya Langgar Tinggi di Jalan Pekojan Raya, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Kehadiran Paul bertepatan dengan penataan di kawasan cagar budaya Langgar Tinggi yang dilakukan Kelurahan Pekojan, Jumat (13/11/2015). Yaitu penertiban lapak pedagang yang menempel di dinding tembok bangunan cagar budaya.
Lurah Pekojan, Tri Prasetyo Utomo, mengatakan kehadiran Dubes Australia untuk mengetahui sejauh mana kondisi bangunan cagar budaya. “Dubes Australia meminta agar bangunan cagar budaya Langgar Tinggi dijaga dan dirawat dengan baik. Karena merupakan salah satu peninggalan sejarah”, ungkap Tri.
Penertiban 6 warung pedagang yang menempel ke tembok bangunan cagar budaya merupakan salah satu upaya untuk menjaga bangunan tersebut. “Keberadaannya membuat kawasan menjadi kumuh dan kotor. Apalagi berdiri di atas saluran sehingga mengganggu kelancaran aliran air,” ucapnya.
Lanjut Tri “Penertiban ini sebagai langkah konstrktif agar cagar budaya ini dapat dilihat langsung dari jalan raya dan tidak terlihat kumuh” Pungkasnya.
Sebelum Paul Grigson beranjak pulang, Lurah dan Paul bersalaman dan berucap Pekojan Mantap sambil mengacungkan jempol.
(Zeet/Hdyt/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media