Jurnalline.com – JKT – Data mengejutkan didapatkan Ary Ginanjar saat memberikan training revolusi mental kepada 200 birokrat. Sebagian besar mereka belum paham makna revolusi mental yang ingin dilakukan Presiden Jokowi. Revolusi mental sendiri memiliki makna kerja keras, gotong royong, dan integritas.
“Dari skala 5 tingkat pengetahuan, banyaknya peserta hanya skala 3 bahkan ada yang skala 1,” kata Ary Ginanjar, Rabu (11/11/2015).
Pada 6 November lalu Ary Ginanjar memberi training gratis tentang revolusi mental. Menurut dia padahal sudah seharusnya PNS dan para birokrat paham tentang makna revolusi mental.
“Ada tiga masalahnya, nilai-nilai belum tertanam, yang kedua nilai belum diatur dalam aturan, dan ketiga harus ada punishment dan rewarding, kemudian ada keteladanan. Ini baru bisa dijalankan, di instansi dan pemerintahan,” urai dia.
Ary mengingatkan penanaman tentang nilai harus dilakukan, kemudian membangun sistem, dan yang utama keteladanan.
“Lalu diukur evaluasi setiap semester pelaksanannya. Harus ada yang dilaporkan ke menteri dan presiden, apakah jalan itu revolusi mental,” tutur dia.
Soal revolusi mental bisa dilihat dari pelayanan publik yang dilakukan. Apakah para birokrat ini sudah berpikir bahwa mereka menjadi abdi negara atau bukan.
“5 Juta pegawai negeri bisa menjadi lokomotif untuk menjadi pelayan publik. Semua harus ada kesadaran, bahwa aparatur sipil negera itu pengabdian melayani masyarakat,” ujarnya. Usai memberikan training, dilakukan penilaian dan dalam skala 5, para birokrat ini paham mengenai makna revolusi mental. Mereka juga siap menerapkannya di lingkungan kerja.
{Zeet/Jhon/red}
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media