Jurnalline.com – JKT – Peraturan Gubernur (Pergub) mengenai larangan merokok akan dikaji ulang. Terutama dalam penentuan lokasi-lokasi yang memang dilarang merokok.
DKI Jakarta memiliki 3 Pergub larangan merokok, yakni Pergub nomor 75 tahun 2005, Pergub nomor 88 tahun 2010 dan Pergub nomor 50 tahun 2012. Di dalamnya juga mengatur gedung pusat perbelanjaan menjadi kawasan bebas rokok.
“Yang harus kita pikirkan di mal atau tempat hiburan. Kalau dia di luar gedung yang tidak ada AC boleh nggak merokok, boleh. Jadi jangan salah paham, kita nggak bisa maksa semua orang untuk tidak merokok,” ujar Basuki Tjahja Purnama, Gubernur DKI Jakarta, Rabu (11/11).
Menurut Basuki, lokasi penerapan kawasan larangan merokok yang perlu dikaji ulang ialah gedung pusat perbelanjaan dan tempat hiburan. Sebab, seperti di beberapa gedung pusat perbelanjaan dan hiburan, larangan merokok justru mematikan usaha kafe dan hiburan.
“Pergub kita ngaco juga. Kadang-kadang Pergub yang saya tanda tangan terlalu banyak jebakan batmannya,” ucap Basuki.
Basuki mengatakan, seharusnya dalam membuat peraturan disesuaikan dengan kondisi dan kesanggupan melaksanakan. Sebab, bila seperti ini dirinya justru curiga aturan yang dibuat menjadi alat oleh oknum petugas untuk melakukan pemerasan pada pengusaha.
“Tuhan saja kasih aturan tidak melebihi kemampuan manusia. Masa anda bikin Pergub membuat semua mal tidak boleh merokok ,yang penting tidak merugikan orang lain,” tandasnya.
{Zeet/jhon/red}
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media