Jurnalline.com, JAKARTA – Eks Ketum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful M Tumanurung mengatakan bahwa Gafatar itu bukan Islam. Gafatar memegang kepercayaan teguh kepada paham Millah Abraham sebagai Jalan Kebenaran Tuhan.
Menurut Wakil Sekjen MUI KH Tengku Zulkarnain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga saat ini masih menyelidiki keterangan Mahful. Tim investigasi dari MUI juga telah diberangkatkan ke Kalimantan Barat untuk memulai investigasi terhadap kelompok Gafatar.
“MUI sedang mengirimkan Tim ke TKP dan bulan Februari baru ada hasilnya. Kami sedang menginvestigasi,” kata Wakil Sekjen MUI KH Tengku Zulkarnain, Rabu (27/1/2015).
Meski begitu, Zulkarnain menilai pernyataan Gafatar bukan Islam hanya tipu muslihat belaka. Menurut Zulkarnain, Gafatar itu hanya kelanjutan dari kelompok Ahmad Musadeq.
“Kalau ini kelanjutan Ahmad Musadeq inikan cuman tipu muslihat saja. Ya kita lihat sajalah,” lanjutnya.
Sebelumnya, Mahful M Tumanurung menepis kalau kelompoknya menyamakan Ahmad Musadeq dengan nabi. Musadeq, bagi kelompok Gafatar, seperti halnya seorang kiai.
“Kami tempatkan sebagai narasumber spiritual kami, sebagaimana orang-orang menempatkan kiai atau guru siapa pun sebagai narasumber dia. Apakah salah kalau kami memilih beliau? Karena kami tidak percaya pada Majelis Ulama,” urai Mahful dalam jumpa pers di YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).
Menurut dia, Musadeq bukan pendiri Gafatar. Tapi posisinya sebagai guru. Dia juga mengungkapkan Gafatar menganut ajaran Millah Abraham.
“Secara keorganisasian beliau bukan warga Gafatar, bukan pengurus Gafatar, bukan pendiri Gafatar. Pendiri Gafatar terdiri dari 52 orang badan pendiri. Dalam perjalanan Gafatar mengikuti nilai-nilai spiritual yang kami junjung tinggi. Semua diajarkan oleh beliau,” pungkas nya.
{Jon/Zeet/Red}
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media