Jurnalline.com, JAKARTA – Perayaan Imlek 2567, Senin 8 Februari 2106, diperingati di semua kelenteng dan wihara. Rangkaian kemeriahan tahun baru Cina ini akan ditutup dengan perayaan Cap Go Meh dua pekan ke depan. Para pengurus yayasan di seluruh Vihara atau kelenteng mulai mempersiapkan berbagai peralatan dan kebutuhan Imlek.
Sama seperti hari besar keagamaan yang lain, Imlek dalam Konghucu juga merupakan sarana untuk saling merekatkan kekerabatan antarkeluarga. Imlek dirayakan atas dasar membangun keharmonisan hubungan antar manusia dalam kehidupan dunia.
Lurah Pekojan Tri Prasetyo Utomo bersama Tiga Pilar mengunjungi Vihara yang berada di wilayah Kelurahan Pekojan salah satunya Vihara Dewi Samudra di Bandengan Selatan Pekojan. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mengecek persiapan vihara menyambut perayaan Imlek. Minggu, (7/2/2016).
Kepada pengurus vihara, Tri berpesan agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan waspada terhadap segala kemungkinan gangguan. Terlebih, pada perayaan Imlek. “Kami mengimbau agar pihak vihara segera menginformasikan jika terjadi tindak kejahatan atau gangguan lainnya,” pesannya.
Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk sinergitas antara aparat pemerintah dengan masyarakat. Ia juga berharap, situasi pada saat perayaan Imlek agar berjalan kondusif. “Ini juga menyambut perayaan tahunan Cap Go Meh yang akan digelar pada 22 Februari mendatang,” pungkasnya.
Vihara Dewi Samudra yang sering disebut Klenteng Tian Hou Gong dibangun pada Tahun 1784. Klenteng yang berada di Bandengan Selatan Pekojan Tambora Jakarta Barat ini masuk dalam situs cagar budaya.
Pemburu Angpau Tumpah di Vihara Dharma Bhakti
Jelang perayaan Imlek, pemburu angpau memenuhi halaman Vihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan, Jakarta Barat. Mereka bertahan di depan Vihara berharap pemberian dari umat Tionghoa.
Mereka berkumpul di depan vihara tertua di Jakarta ini dari semua lapisan umur. Mereka berkumpul di halaman Vihara Dharma Bhakti sejak kemarin, mungkin sampai Selasa 9 Februari.
Dari mereka hanya membawa perlengkapan untuk bertahan di depan vihara seperti kain atau tikar untuk alas tidur, bantal, payung dan makanan. Beberapa dari mereka datang membawa keluarga.
(Zeet/Hdyt/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media