Jurnalline.com, Kayuagung – Pemerintah Kabupaten OKI sangat serius dalam mencegah karhutlah 2016. Salah satunya dengan memperkuat jaring komunikasi dan mulai menyiagakan Posko.
Jaring komunikasi tim pencegah Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten OKI, memanfaatkan media sosial WhatsAPP. Komunikasi atau pun koordinasi melalui WA jadi sangat simpel, melalui group yang diberinama OTA (Ogan Komering Ilir Tanggap Api)
Grup tersebut beranggotakan jajaran Pemkab. OKI, Polres, Polsek, Kodim, BMKG, BKSDA, Manggala Agni, Lanud Palembang seluruh camat, Perusahaan hingga koordinator posko Karhutla. Setiap hari, melalui perangkat canggih yang terhubung dengan satelit, rutin diinformasikan sebaran hotspot, dan perkiraan cuaca.
Dari informasi Group WA, jika terdapat titik api, tim yang berada di kecamatan langsung bergerak cepat. Langkah ini dapat dikatakan cukup efektif, jika terjadi kebakaran hutan maupun lahan tim sudah dapat mengantisipasi agar tak merembet lebih luas. Upaya-upaya yang telah dilakukan juga rutin dilaporkan, terkait pemadaman kebakaran hingga sosialisasi ke masyarakat.
Pencegahan Karhutla di Kabupaten OKI, memang gencar dilakukan saat ini. Ketika ada titik api, tim dari Karhutla langsung bergerak cepat melakukan penyusuran dan pemadaman.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten OKI, H. Husin, S. Pd, MM mengatakan, jaring komunikasi yang baik sangat penting untuk mencegah bencana kebakaran hutan dan lahan.
“Pencegahan karhutla melibatkan semua pihak, pemerintah daerah, TNI dan Polri serta instansi terkait. Oleh sebab itu, untuk tugas masing-masing agar selalu bersinergi berkoordinasi”. Ungkap Husin dalam rapat pengendalian kebakaran hutan lahan (Karhutla) yang berlangsung di kantor Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) OKI, Senin, (18/7).
Dalam kesempatan itu Husin juga meminta setiap camat di Kabupaten OKI untuk aktif di Group WA OTA.
Dandim O402 OKI, Letkol Kav. Dwi Irbaya Sandra mengatakan selain mengoptimalkan jaringan komunikasi, pihaknya bersama Pemkab. OKI juga sudah menyiagakan posko-posko Karhutla yang tersebar di 18 Kecamatan di Kabupaten ini.
“Kita juga telah bentuk pos karhutla yang menyebar di 18 kecamatan yang ada di OKI, pos ini menyebar di 6 Kecamatan Jejawi, Pangkalanlampam, Pedamaran Timur, Tanjung Lubuk, dan Teluk Gelam,” ungkap Dwi
Selain itu menurut Dwi upaya pencegahan di dukung penuh oleh perusahaan, desa siaga peduli api, MPA serta relawan lain.
“Dengan adanya posko dan relawan yang menyebar upaya pencegahan berjalan dengan efektif dan lebih meringankan untuk mengatasi karhutla” ungkap Dwi.
Sementara itu menurut Kepala Seksi Informasi dan Observasi BMKG SMB II Agus Santosa, wilayah Sumsel sudah mulai memasuki musim kemarau dan cenderung mulai memasuki cuaca ekstrem. Tingkat kelembaban cuaca akhir Juni sampai Juli telah kering karena mencapai 50 persen.
Walau belum terpantau adanya kabut asap, Agus Santosa mengingatkan, harus waspada dan melakukan antisipasi. Mengingat suhu udara sudah mulai panas khususnya pada wilayah lahan gambut yang ada di Sumsel. Khususnya di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas Utara mengingat sudah sekitar 20 hari di kawasan tersebut tidak hujan.
“Saat ini hot spot yang terbentuk di beberapa lokasi masih belum membahayakan dan sebagai indikatornya bahwa fenomena asap dan jarak pandang di bandara masih normal,” ujar Agus.
(Novi/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media