Jurnalline.com, Jakarta – Pasca diumumkan oleh Menkes RI sebagai salah satu Rumah Sakit yang diindikasikan pengguna vaksin palsu, akhirnya manajemen RS Harapan Bunda memutuskan untuk menghentikan sementara operasional sebagian rumah sakit tersebut. Penutupan sementara operasional ini juga dilakukan terkait penanganan kasus vaksin palsu.
Dari hasil pengamatan di lokasi, nampak sejak pagi tadi sudah tidak ada petugas rumah sakit yang bertugas menjaga loket pendaftaran pasien dan loket informasi.
“Iya kita tutup sementara, biar sementara kita fokus dulu dengan masalah ini (vaksin palsu), biar enggak terbengkalai biar bisa segera selesai,” kata bagian pengawas RS Harapan Bunda, Adam, di RS Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (16/7/2016).
Adam menambahkan, penutupan sementara ini diharapkan berlangsung sebentar atau beberapa hari saja agar tetap bisa melayani masyarakat secara maksimal.
Nampak juga ruangan Instalasi Unit Gawat Darurat terlihat kosong dan gelap dengan loket ditutup. Tidak nampak satu pun perawat di bagian lantai bawah poliklinik. Operasional RS yang dihentikan sementara yakni poli spesialis anak, poli umum, penyakit dalam, poli gigi, kasir dan laboratorium. Namun ruang rawat inap, administrasi rawat inap, radiologi, dan medical check up masih buka untuk umum.
“Ya makanya secepatnyalah dibuka lagi, yang pasti untuk IGD memang tutup tapi rawat inap kita tetap buka” tambah Adam.
Hingga saat ini, bagian depan dan dalam lantai bawah rumah sakit tersebut masih penuh sesak dipenuhi para orang tua dari anak yang terkena vaksin palsu.
Didampingi LSM Kontras, para orang tua sedang berunding untuk menentukan ketua/penanggung jawab di posko pengaduan vaksin palsu.
Sebut saja Leni (23), salah seorang Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal tak jauh dari RS HARAPAN BUNDA ini, menuturkan bahwa anaknya yang masih balita, pernah diberi vaksin oleh pihak Harapan Bunda, tapi kemudian anaknya mengalami alergi kulit.
“Awalnya, saya tidak tahu, kalau vaksin yang diberikan ke anak saya adalah vaksin palsu, anehnya, setelah dapet vaksin dari RS HARAPAN BUNDA, anak saya mengalami gatal-gatal, akibat kejadian ini, saya minta ganti rugi ke pihak RS Harapan Bunda, untung saja anak saya kagak meninggal dunia gara-gara vaksin palsu,” keluhnya saat di temui awak media di tengah kerumunan ratusan orang yang juga menuntut pertanggungjawaban pihak RS HARAPAN BUNDA.
Bukan hanya itu, mereka berharap kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan mencabut ijin operasional Rumah Sakit tersebut.
“Kami mendesak agar pemerintah segera mencabut ijin operasional RS HARAPAN Bunda, dan pihak RS jangan hanya memberikan vaksinasi ulang, tapi juga ganti untung yang layak kepada masyarakat yang dirugikannya, akibat kasus vaksin palsu ini,” tandas salah seorang pendamping warga dari LSM Kontras kepada pers di RS HARAPAN Bunda, Sabtu (16/7/2016).
(IDG/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media