Jurnalline.com, Jakarta – Pada perhelatan PON 2016 ini, akan ada 44 cabang olah raga yang diperlombakan untuk memperebutan 2.492 medali, dan 756 diantaranya emas. PON akan berlangsung dari 17 september sampai 29 september 2016 di pronvinsi Jawa Barat akan ada 5.533 atlet yang akan berlaga, dan dibantu 4.071 tim pendukung atlet.
Ucok Sky Khadafi direktur CBA (Center For Budget Analysis), mengatakan bahwa untuk menyukseskan kegiatan acara PON ini, maka alokasi anggaran yang akan dihabiskan sebesar Rp.2.3 triliun. Alokasi anggaran sebesar ini, dikelola oleh kurang transparan, dan lelang juga penuh keanehan dan kejanggalan.
“Misalnya saja, ada alokasi anggaran yang disediakan pada tahun 2016, sebesar Rp.274.013.522.926. Tapi alokasi anggaran yang dilelang, melalui sistem elektronik Jawa Barat, hanya sebesar Rp.124.531.187.000. Jadi, ada sisa anggaran, yang kemungkinan belum di lelang, atau alokasi anggaran sebesar Rp.149.482.335.926. Alokasi ini mungkin tidak lelang lantaran biar pemda provinsi biar dicap sebagai pemda provinsi yang paling jago yang tidak transparan dalam pengelolaan anggaran negara.” Kata Uchok Sky Khadafi, Direktur CBA.
Lebih lanjut, Uchok Sky Khadafi, Direktur CBA, Mengatakan, Jadi, alokasi anggaran sebesar Rp.149.4 belum dilelang, biar bisa “dimain-mainkan” alias atau potensi kebocoran sangat rawan banget. Seharusnya, alokasi ini dilelang agar kebocoran bisa dikendalikan, dan anggaran ini bukan diperuntukan buat pemda Provinsi Jawa barat yang jadi panitia penyelenggara.
Selanjutnya, anggaran yang belum dilelang sebesar Rp.148.4 miliar, dan alokasi yang sudah dilelang sebesar Rp.124.5 miliar. Walaupun ada proyek sebesar Rp.124.531.187.000 untuk tahun 2016 yg dilelang dengan 12 item proyek, bukan tidak ada potensi kebocoran. Tetapi, tetap saja, ditemukan potensi kebocorannya dengan potensi kerugian negara sebesar Rp.6.698.979.200. Hal ini sungguh memilukan sekali, anggaran PON bisa bocor.
“Sedangkan pada tahun 2015, ada proyek PON yang dilelang sekitar 22 item melalui sistem elektronik. Dari 22 item proyek ini, nilai sebesar Rp.31.975.201.800, dan potensi kerugian negara sebesar Rp.434.346.580” Terangya.
Maka untuk itu, kami dari CBA (Center For Budget Analysis) meminta kepada KPK yang sedang mengawasi PON di bandung, untuk segera memanggil Gubernur Jawa barat, Ahmad Heryawan untuk diperiksa lantaran ada potensi kerugian negara. Dan juga, KPK jangan lupa untuk panggil juga Menteri pemuda dan olahraga, Imam Nahrawi. Karena di instansi yang dia pimpin ada juga kejanggalan anggaran PON pada saat lelang sebesar Rp.14.9miliar pada tahun 2015. Lelang itu bernama “pengadaan fasilitas peralatan olahraga untuk PON XIX tahun 2016 di bandung”ungkap Ucok.
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media