Jurnalline.com, Tangerang – musibah banjir terjadi di beberapa tempat di kota tangerang yaitu perumahan atau lokasi yang memang tergolong dataran rendah, Meskipun musibah banjir menjadi langganan tahunan namun dampak tetap dirasakan para korban banjir, seperti ribuan wargakorban banjir salah satunya di Perumahan Total Persada regency kecamatan priuk tangerang mengaku tak kapok dan menganggap musibah ini menjadi hal biasa. Makanya, mereka memiliki ‘warning’ sendiri bila banjir akan terjadi, mau tidak mau mereka akan mengungsi.(14/11/16)
Wilayah yang terkena musibah banjir diantaranya perumahan Total persada sangiang dengan ketinggian air dari sepinggang orang dewasa sampai ketinggian dua meter lebih , perumahan regency kec.priuk air relatif agak rendah dari selutut. Sampai sepinggang orang dewasa, perumnas 3 masaih rendah hanya menggenangi akses jalan dengan ketinggian selutut, perumahan Pondok arum dan beberapa daerah yg tergolong kawasan rendah di kota Tangerang.
Seperti yang dikatakan imelda (34th), salah seorang warga di Perumahan Total Persada, Periuk, Kota Tangerang. Dia dan warga lain pasti sudah harap-harap cemas bila hujan mengguyur dengan derasnya dan tak kunjung berhenti apa lagi ditambah air kiriman dari kali sabi meluap pasti dengan rasa sadar segera mengungsikan diri dan menyelamatkan barang-barang berharga lainnya ketempat yang lebih aman.
Lain halnya warga di perumahan pondok arum, ikut merasa cemas dengan musibah banjir sudah terjadi di sebagian wilayah tangerang, karena mereka juga wilayah yang tergolong daratan rendah dan juga manjadi langganan musibah banjir.
Yanto (48th) “Lagi-lagi lihat tanggul, memastikan air kali sebelah rumah kami belum meluber,” untuk siaga antisipasi mengungsikan keruargannya. Tutur dia kepada wartawan jurnalline.
Bila ada yang sudah berteriak kali meluap dan sudah melewati batas tanggul, ‘yanto’ dan warga lain mau tidak mau harus segera mengungsi. “Harus cepat ngungsi, air kalau sudah keluar dari tanggul terus-terusan . Kalau sudah begini, kami harus segera mengungsi dan ketinggian air disini sudah mencapai lutut orang dewasa,” kata dia.
Beberapa Warga mengungsi sembari membawa beberapa barang berharga seperti gumpalan pakaian yang diikat dengan sarung, televisi, hingga ada warga yang menyempatkan membawa kasur sebagai alas tidur. Sebagian barang berharga lain sudah mereka letakan di lantai dua sembari berharap air tidak lagi meninggi.
Jika tidak atau terlambat, dalam hitungan jam, air sudah menenggelamkan rumah hingga setinggi 2,5 meter atau hanya atap yang terlihat. Bila sudah begitu, warga hanya bisa pasrah menunggu jemputan perahu karet di atas atap.
“Saat ini warga korban musibah banjir masih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan menempati fasilitas seperti masjid, kelurahan atau kantor kecamatan dan tenda-tenda penggungsian yg sudah disediakan”, Warga pun berharap, hujan untuk sementara waktu tidak turun lagi. Sebab dikhawatirkan banjir akan terus naik merendam rumah mereka.
“Warga juga meminta ada solusi konkret dari pemerintah, selain memang ada pompa yang disiagakan untuk membantu menyedot air, membenahi fasilitas lain”.
(Abisin/die/red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media