Jurnaline.com, KOTA TANGERANG – Air bersih telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat perkotaan disamping tentunya kebutuhan akan pangan, sandang dan hunian yang layak. Pengelolaan air yang kurang memadai dan terbatasnya sumber air baku menjadi persoalan tersendiri yang menyebabkan akses masyarakat untuk mendapatkan air bersih terbatas. Untuk itu itu diperlukan komitmen serta koordinasi antar semua lini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air bersih.
Hal inilah yang kemudian menjadi pendorong bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang untuk berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal ini kebutuhan akan air bersih. Berbagai upayapun dilakukan oleh Pemkot Tangerang mulai dari pembenahan manajemen PDAM selaku BUMD yang mengelola air bersih di Kota Tangerang dan juga pembangunan saluran air bersih ke beberapa rumah warga melalui Dinas Pekerjaan Umum serta Pemanfaatan Teknologi Informasi yang menjadi instrumen penting dalam pengelolaan air bersih.
“Kita sadar bahwa air bersih ini menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Untuk itu kita selaku pemerintah juga harus serius untuk memenuhi harapan masyarakat itu,” ujarnya Wali Kota Arief R. Wismansyah saat memimpin rombongan PDAM Tirta Benteng Studi Banding ke PDAM Kota Malang, Kamis (27/01).
Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Tangerang bisa berjalan ideal bila semua stakeholder serius dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk dengan memberikan pelayanan yang transparan dan akuntabel. Dan dalam rangka menuju ke arah tersebut Pemkot Tangerang melalui PDAM tengah mengkaji untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dalam pengelolaan air bersih di Kota Tangerang.
“Dan ini sebagai bentuk keseriusan kita dalam memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat,” tegas Wali Kota.
Dikatakan Wali Kota, potensi PDAM Tirta Benteng sangat besar, mengingat banyaknya industri di Kota Tangerang belum lagi keberadaan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Namun demikian diperlukan sistem manajemen yang handal untuk mengoptimalkan potensi tersebut kalau tidak ingin membuang peluang besar yang ada di depan mata. Untuk itulah diperlukan sistem informasi yang jelas yang terorganisir dan transparan buat masyarakat.
“Saya selaku owner ingin mendorong teman teman PDAM membangun sebuah pelayanan yang lebih baik. Membangun sistem yang lebih terorganisir dan transparan buat masyarakat,” paparnya.
“Sistem manajemen yang sama-sama bisa kita pantau,” sambungnya.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan air bersih di Kota Tangerang diharapkan akan segera terealisir di tahun 2017 ini. Dan pembangunan sistem informasi pengelolaan air bersih tersebut diharapkan akan menjadi solusi tuntutan masyarakat akan air bersih disamping tentunya pembangunan infrastruktur air bersih yang pada tahun 2016 mencapai 2600 Sambungan Rumah (SR). Dan sampai tahun 2016 PDAM Tirta Benteng yang baru memproduksi sekitar 500 liter/detik air baru melayani sekitar 32 ribu SR.
Pemanfaatan teknologi informasi itu nantinya akan digunakan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan air bersih mulai dari sistem pembayaran yang sudah berbasis aplikasi, termasuk juga sistem permohonan sambungan baru, selain tentunya sistem pengelolaan air bersih yang bisa meminimalisir tingkat kebocoran yang menjadi permasalahan PDAM, dan semuanya itu bisa dakses dan dipantau melalui telepon pintar yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat Kota Tangerang.
Sementara itu, Direktur PDAM Kota Malang Jemianto menyampaikan apresiasinya pada Wali Kota Tangerang yang begitu serius menangani persoalan pengelolaan air bersih di Kota Tangerang.
“Baru kali ini pak, ada Wali Kota yang memimpin langsung rombongan untuk studi banding ke PDAM Kota Malang. Ini menunjukkan dukungan luar biasa dari Wali Kota selaku owner terhadap PDAM kotanya yang ingin mengembangkan pelayanan ke masyarakat,” tandasnya.
(DN)