Jurnalline.com, KOTA TANGERANG – Gerakan Aksi Solidaritas GMNI Kota Tangerang Mengenang Insiden Mei 98 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Tangerang, melakukan aksi solidaritas terkait momentum tragedi 12 Mei 1998, atas penembakan mahasiswa universitas Trisakti pada 12 mei 1998 lalu, sebagai sejarah kelam bangsa indonesia yang merupakan awal dari kebangkitan reformasi dan pemicu yang menjatuhkan rezim pemerintahan Soeharto yang sudah berkuasa menjadi kepala negara hingga 32 tahun. Di persimpangan tugu Adipura kota Tangerang, Jum’at (12/15/17).
Dengan menggunakan jas berwarna merah, belasan GMPI kota Tangerang juga membentangkan sepanduk dengan bertuliskan “Jangan berpura-pura amnesia, hai… Pemerintah!!!!” sebagai penyampaian tertulis untuk mengingatkan tanggung jawab pemerintah dalam mengusut tuntas kasus tragedi trisakti yang menewaskan 4 mahasiswa, agar lembaga konstitusional seperti Kejaksaan Agung dan Komnas HAM dapat menghasilkan fakta-fakta baru, serta membela keadilan Hak Asasi Manusia.
GMNI juga menyampaikan turut berbelasungkawa dan menyerukan penolakan lupa atas tragedi berdarah yang menjadi bukti kecaman terhadap negara, yang telah lalai dalam menuntaskan kasus HAM. Bung kamaludin rinaldi, sebagai ketua koordinator aksi solideritas, mengingatkan kepada masyarakat yang melintas di persimpangan tersebut agar mereka dapat mengingat kembali ke gigihan perjuangan para mahasiswa dalam insiden pada tanggal 12 mei 1998.
“Kami meminta pemerintah negara dapat mendalami kasus Peradilan Hukum secara yudisial bukan secara rekonsiliasi dalam menangani kasus pelanggaran HAM tragedi Trisakti dan meminta aparatur negara dalam menyusun dan menentukan, bertindak tidak memihak atas kepentingan apapun, karena dalam NAWACITA pemerintahan Jokowi – JK haruslah revolusi mental dengan bertindak kongkrit bukan ceremonial belaka” ungkap kamaludin. Rizal (32) tahun yang melintas di daerah tersebut mengatakan kepada Tim Jurnalline.Com, merasa diingatkan kembali dan turut merasakan Tragedi 98 sebagai awal terbentuknya era baru walau terjadi insiden tragedi berdarah. Karena kejadian itu membawa kita kepada era Revolusi dan era baru yang lebih baik.
(abidin/iwan)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media