Jurnalline.com, OGAN ILIR (SUMSEL) – Wartawan media online Tribun Sumsel atas nama Agung mengakui jika dirinya melakukan kesalahan dalam pemuatan pemberitaan tentang maraknya wartawan dikabupaten Ogan Ilir (OI) yang bertindak seperti garong dengan meminta uang kepada narasumber. Hal itu diakuinya saat dirinya datang meminta maaf kepada puluhan wartawan di Sekretariat PWI OI, Senin (31/7).
Turut hadir Kepala Disdukcapil OI Akhmad Lutfi bersama pegawainya untuk membahas pernyataannya dimedia yang membuat polemik tersebut. Agung menuturkan jika dirinya telah salah dalam pembuatan berita tersebut, dimana narasumber Akhmad Lutfi tidak pernah diwawancarainya sama sekali terkait berita yang dimuatnya tersebut.
“Saya akui ini salah saya, pak kadis tidak saya wawancara terkait itu. Saat itu saya wawancara terkait e-ktp, namun setelah selesai wawancara saya ngobrol kosong dengan beliau, dan omongan beliau saat itu semuanya saya tangkap dan jadi bahan berita. Saya tidak memahami kode etik jurnalistik, karena saat saya kuliah dosen saya bilang apapun yang dikatakan narasumber itulah yang ditulis,” akunya.
Pemuda yang baru 2 bulan menjadi wartawan ini juga mengaku, jika narasumber kedua yakni Yusran Rifai anggota DPRD OI merupakan pamannya sendiri. Yusran kata Agung, bercerita kosong padanya tentang ulah oknum wartawan yang sering nakal diogan Ilir. Hal itu serupa yang diucapkan narasumber ketiga yakni Zuhda yang merupakan bibinya sendiri. Pembicaraan sensitif tersebut ternyata jadi obsesinya untuk menjadikannya kesebuah berita, mengingat dirinya cukup kesulitan menemui pejabat akibat ulah oknum wartawan nakal.
“Dengan alasan itu akhirnya saya membuat berita tersebut, saya tidak ada tujuan apapun, karena ketidak tahuan saya didunia pers akhirnya saya tulis berita itu. Saya menyesal dan berjanji akan membuat permintaan maaf dengan berita klarifikasi dimedia saya,” jelasnya.
Kadisdukcapil Akhmad Lutfi yang hadir saat itu mengungkapkan hal serupa, dirinya meminta maaf kepada para awak media yang hadir saat itu. Dia juga membantah jika tidak membutuhkan media dalam pekerjaan yang diembannya. Karir yang baik saat ini didapatnya itu juga berkat media, karena awal dulu dia hanya seorang Sekcam Indralaya Utara, namun berkat kinerjanya yang diangkat sebuah media membuatnya naik jabatan dan hingga saat ini.
“Saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf, saya datang kesini dengan niat baik meminta maaf kepada rekan-rekan sekalian. Saya tidak membantah ataupun mengakui ucapan tersebut, yang jelas saya tidak ingat jika benar saya mengatakan itu. Rasanya tidak sehat kalau saya tidak butuh media. Saya pribadi dan lembaga meminta maaf yang sebesar-besarnya,” ucapnya.
Sementara salah satu awak media, Maidi Irwansyah mengatakan jika ulah wartawan Tribun ini sudah diluar akal dan pikiran. Menurutnya sudah jelas-jelas wartawan itu mempunyai kode etik jurnalistik dimana off the record jangan lagi ditulis dalam pemberitaan.
“Seharusnya wartawan ini baca dulu pahami dulu dan terapkan apa itu kode etik jurnalistik, jadi tidak asal trabas, mana itu yang menjadi konsumsi publik mana yang bukan. Jangan setiap omongan dimakan mentah-mentah, apalagi posisinya bukan saat wawancara, tentu tidak boleh jadi muatan berita. Beda lagi kalau opini, terserah dia mau buat apa,” katanya.
Saat ini para awak media masih tetap pada pendiriannya yakni akan membawa hal ini keranah hukum. Dalam waktu dekat rencana somasi tetap akan dilakukan baik terhadap perusahaan pers yang membuat berita, maupun narasumber yang telah mengatakan hal tersebut.
(Adi/fitry)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media
1 Comment