Jurnalline.com, KAYUAGUNG – Keterangan mengenai jalur pelayaran yang menyusuri garis pantai Teluk Cengal semakin menguatkan bahwa dilokasi tersebut pernah berdiri Bandar pelabuhan Sriwijaya, peneliti Arkeologi Nurhadi Rangkuti mengatakan Teluk yang terlindung itu merupakan lokasi yang sering digunakan sebagai lokasi bandar pelabuhan.
Melalui penelitiannya yang dipublikasikan oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Rangkuti mengatakan keterangan penggunan jalur pantai timur itu diperoleh dari catatan-catatan Portugis abad ke-16-17. Catatan pelaut Portugis itu disebut denganroteiros (buku-buku pemandu laut) yang berisi tentang catatan mengenai lautan Indonesia, terutama jalur pelayaran Selat Bangka dan pantai tenggara Sumatra.
Menurut Rangkuti Jalur yang dilalui para pemandu Portugis adalah sepanjang pantai Sumatra yang berlumpur untuk menghindari karang-karang di sepanjang pantai Bangka. Roteiros juga dilengkapi juga dengan peta-peta. Peta-peta yang dibuat Francisco Rodrigues tahun 1513 dan Andre Persira Dos Reis tahun 1654 yang menunjukan pantai Sumatra tidak mengalami perubahan garis pantai yang berarti.
Dipeta itu juga tergambar adanya Pulau Maspari oleh pelaut Portugis Pulau tersebut disebut Lucipara.Teluknya digambarkan sebagai sebuah saluran yang disebut Canal de Lucipara.
Teluk Cengal merupakan muara dari sungai diwilayah timur OKI antara lain Sungai Riding, Sungai Lebung Hitam, Sungai Lumpur, Sungai Jeruju dan Sungai Pasir. Dalam penelitinanya Rangkuti masih mempertanyakan ApakahCanal de Lucipara yang dimaksud adalah Sungai Lumpur? Karena Sungai tersebut merupakan sungai yang lebar dan menjadi lalu lintas perahu dan kapal dari Selat Bangka ke pedalaman teluk dan sebaliknya. yang sampai sekarang menjadi sungai yang ramai lalu lintasnya dari dan ke laut dan pedalaman dengan perahu bermotor.
Peta sketsa Selat Bangka berdasarkan Andre Persira Dos Reis tahun 1654 (dok. Manguin 1984) Adanya penemuan arkeologi yang ditemukan di Teluk Cengal memberikan gambaran mengenai adanya pusat permukiman di Daerah Aliran Sungai Lumpur dan adanya aktivitas-aktivitas kemaritiman dengan ditemukannya perahu-perahu dan artefak-artefak impor dari Cina, India dan Persia. Pusat permukiman di lokasi tersebut diperkirakan sebagai kawasan bandar pelabuhan masa Sriwijaya yang diperkirakan dari abad ke 8 – 11 Masehi.
Sebelumnya Bupati Ogan Komering Ilir, H Iskandar SE melalui Kasubbag Media Komunikasi Publik Setda Pemkab OKI, Adiyanto SPd berharap pemerintah pusat dapat menetapkan kawasan Teluk Cengal sebagai cagar budaya dan pusat penelitian pariwisata, baik nasional maupun internasional. Hal itu setelah dilakukannya investigasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Senin (4/9).
Novi Hariputranto, ketua tim investigasi BPCB Jambi mengatakan, penemuan emas dan perunggu tersebut mengisyarakatkan bahwa benar ada pemukiman penduduk yang dulunya menempati wilayah Teluk Cengal. “Setidaknya ada pemukiman bangsawan dahulunya di sini jika melihat hasil temuan ini. Kalau keramik itu dari luar, kalau gerabah itu dalam negeri. Ada jalur transaksi perdagangan di wilayah ini dahulu kala,” ungkapnya.
(novi)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media