Jurnalline.com, OGAN ILIR (SUMSEL) – Sungguh sangat miris,apa yang di perbuat pihak kontraktor membuat jembatan darurat, bukannya membuat warga jalan nyaman untuk melintasinya, malah membuat pegguna jalan merasa kurang nyaman untuk melintasinya.
Hal ini seperti yang dilakukan pihak kontraktor yang mengerjakan proyek rehab jembatan Desa Tg. Dayang. yang menghubungkan desa Tanjung Daya Utara dan desa Tanjung Dayang Selatan Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir yang nilainya berkisar Rp2,8 Milyar.
Pantauan Jurnalline.com, jembatan darurat yang panjangnya lebih kurang 40 meter dan lebar lebih kurang 1,5 meter ini hanya bertiang kayu racuk yang sangat kecil sekali ukurannya, dan menggunakan lantai plat besi eks jembatan lama.
Kekecewaan warga sangat mendalam,di karenakan jembatan ini merupakan urat nadi akses pelintasan warga untuk melakukan aktifitas sehari – sehari, bahkan jembatan ini merupakan akses menuju perkebunan karet.
Kenapa tidak, warga Desa Tg.Dayang Utara dan Desa Tg. Dayang selatan selain mata pencahariannya pande besi, juga berkebun karet, yang mana pada setiap dua minggu sekali melakukan penjualan hasil kebun karet yang mecapai ratusan ton,tentu dengan pembutan jembatan darurat yang tak nyaman ini sangat-sangat merugikan masyarakat,apalagi tidak bisa di lalui mobil.
“Tidak masuk akal, kan nilai proyek mereka itu cukup besar, masak bikin jembatan ala kadar seperti ini,” keluh Bambang Kamis (5/10).
Hal seirama di sampaikan Taufik, warga Tanjung Dayang Selatan mengatakan,masyarakat di sini rata-rata bertani karet,otomatis hasil tersebut mau dijual ke luar “Kalau macam ini, bagaimana mau keluar, jangankan roda empat roda dua saja tidak bisa keluar masuk. Apalagi, bahwa hasil bumi macam karet ini harus dibawak dengan truk,” tuturnya.
Dengan begini katanya terpaksa sebagian petani tidak menjual hasil buminya untuk sementara waktu, dan sebagian diangkut dengan perahu untuk menyeberangkannya. “Ini mengeluarkan biaya lagi. Harga karet sudah jatuh ditambah, ongkos yang besar. Intinya petani karet di Tanjung Dayang Selatan saat ini sedang menjerit,” kesalnya.
Terpisah, Kades Tanjung Dayang Selatan Hadian Burdani mengaku bahwa jembatan darurat yang dibangun tersebut disoal warga. “Intinya warga minta bangunkan jembatan darurat yang cukup layaklah, biar hasil bumi warga bisa dijual.
Sementara pihak PU PR hingga berita ini ditayangkan belum dapat dikonfirmasi.(Sy)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media