Jurnalline.com,JAKARTA – Usai menghadiri silaturahmi dengan para pengelola dan nasabah Bank Wakaf Mikro di Istana Negara Jakarta, pada Rabu, 28 Maret 2018, Presiden Joko Widodo langsung bertolak menuju Provinsi Jawa Timur. Melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Kepala Negara beserta rombongan lepas landas dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan RJ-85 sekira pukul 14.45 WIB.
Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Timur adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono. Rombongan tiba di Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur pukul 16.15 WIB.
Setelah mendarat, Presiden langsung menuju UPT. GOR Ken Arok, yang berlokasi di Jalan Mayjend Sunkono, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang untuk menyerahkan langsung sertifikat tanah kepada masyarakat. Sebanyak 5.153 sertifikat tanah diserahkan Presiden kepada masyarakat dari Kabupaten Malang, Kota Malang, hingga Kota Batu.
“Sore hari ini diserahkan 5.153 sertifikat. Coba sertifikatnya dingkat tinggi-tinggi supaya kelihatan semuanya bahwa sertifikat sudah diserahkan dan tidak ada pengibulan,” kata Presiden.
Presiden mengatakan bahwa penyerahan sertifikat ini penting karena banyaknya laporan sengketa lahan, baik antara masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan perusahaan, atau masyarakat dengan BUMN.
“Semua sengketa karena belum ada tanda bukti hak hukum atas tanah yang namanya sertifikat. Jadi kalau ada yang mengakui, tinggal tunjukan bukti ini tanah saya,” ujarnya.
Oleh karena itu, Presiden mengatakan dirinya terus mengejar target untuk menyelesaikan pembagian sertifikat ini. Untuk tahun ini ditargetkan 7 juta sertifikat dibagikan kepada masyarakat. Tahun sebelumnya baru 5 juta sertifikat. Adapun target tahun depan menurut Presiden adalah 9 juta sertifikat.
“Dari 126 juta (sertifikat), separuh saja belum ada karena sebelumnya tiap tahun sertifikatnya tidak ada 1 juta yang dibagikan. Kalau nunggu tiap tahun cuma 500-600 (ribu) sertifikat, baru 160 thn rampungnya,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut Presiden juga mengingatkan kepada masyarakat agar menjaga sertifikatnya dengan baik. “Saya titip tolong dimasukkan di plastik kemudian di fotokopi, yang asli taruh di lemari satu, yang fotokopi taruh di lemari satu lagi. Biar kalau hilang bisa langsung urus ke BPN,” katanya.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati ketika ingin menggunakan sertifikatnya untuk agunan ke bank. Menurutnya, pinjaman ke bank harus digunakan untuk modal kerja, usaha, atau investasi.
“Silahkan kalau dipakai agunan ke bank. Tapi tolong sebelum dipakai agunannya, dihitung dulu. Kalau _nggak_ bisa mencicil, jangan. Kalau kalkulasinya masuk silahkan datang ke bank cari yang bunga murah. Ada KUR yang hanya 9 persen, tahun ini ada 7 persen, sehingga ringan (cicilan) per tahunnya. Saya titip jangan ada yang dipakai untuk yang bersifat kenikmatan saja,” lanjut Kepala Negara.
Setelah acara penyerahan sertifikat selesai, Presiden beserta rombongan bermalam di Kota Malang untuk melanjutkan kegiatan kunjungan kerja keesokan harinya.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
(Fram/MCT-P)
Sumber :
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media