Jurnalline.com, Kayuagung OKI (Sumsel) – Pasca Lebaran Idul fitri kekap masih diminati konsumen, karena setelah usai lebaran tiba, biasanya masyarakat Ogan Komering Ilir (OKI) banyak menggelar pesta dan membuat kue basah dengan menggunakan Kekap sebagai jamuan bagi para tamu menjadi tradisi tersendiri bagi masyarakat Kayuagung. hal ini menjadi berkah tersendiri bagi pengrajin kekap. Pasalnya alat yang biasa digunakan untuk membuat kue basah dari tanah liat tersebut laris manis terjual.
Nurbaiti (50) pengrajin kekap mengatakan, dalam tiga pekan terakhir ia sudah menjual 3 ribu kekap.” Kalau mau lebaran sampe setelah lebaran kadang kami kewalahan membuat pesanan kekap karna permintaan terus meningkat, apalagi biasanya setelah lebaran banyak yang sedekah,”akunya saat ditemui ditempat dirumahnya, Jum’at (29/06/2018).
Usaha yang sudah dirintis sejak 1983 dan turun temurun ini memang sudah menjadi mata pencahariannya, ia yang belajar secara otodidak mampu memproduksi kekap hingga 100 buah/hari. Karena membentuknya mudah hanya hitungan menit. Lalu dijemur seharian penuh hingga kering.
Untuk bahan tanah liat sudah dibelinya sejak awal tahun lalu saat air pasang. Sebanyak tiga perahu dengan harga Rp120/perahu yang bisa menghasilkan. 700 buah kekap.” Itukan harga beli tanah saja belum upah antar hingga ke rumah dan membeli pasir,”ujarnya seraya membentuk kekap.
Satu perahu tanah liat dibutuhkan setengah mobil, kemudian dihaluskan dengan cara diinjak menggunakan kaki hingga seharian penuh. Disinilah yang membuat proses pembuatan kekap lama, jika tidak halus maka saat kekap dimasak akan meletus.
Ketua RT 02 Kelurahan Kedaton Kecamatan Kayuagung itu menambahkan, satu kekap yang belum dimasak dijual Rp1500/buah dan dalam satu perahu tanah liat bisa mendapat keuntungan sebesar Rp800 ribu. Lumayan hasilnya sebagai tambahan ekonomi keluarga.
Kekap buatannya sudah banyak dipasarkan ke berbagai tempat khususnya seputaran OKI dan OI. Kalau dulu hampir seluruh warga yang tinggal di Kedaton membuka usaha kekap tapi sekarang sudah tidak lagi hanya tinggal sebagian saja.
Rusdi penjual kekap mengatakan, kalau saat ini satu kekap dijual Rp10-Rp12 ribu karena ia harus mengeluarkan biaya membakar kekap dan operasional keliling pasar.” Meski sudah ada oven listrik masih banyak ibu-ibu yang mencari kekap untuk masak kue lebaran,”imbuhnya.
Biasanya kekap ini bisa bertahan hingga satu tahun tergantung dengan pemakaian, karena terbuat dari tanah liat jadi penggunaannya harus hati-hati.
Hal ini mendapat perhatian khusus dari Ketua tim penggerak PKK Kabupaten OKI Hj Lindasari Iskandar. mengapa tidak, selain ramah lingkungan lokasi pembuatan gerabah yang hanya di Kelurahan Kedaton tersebut juga hanya menyebrangi Sungai Komering dari Kabupatenan. sebab itu Istri H Iskandar SE ini akan memprioritaskan kerjinan gerabah ini menjadi Wisata kerajinan tangan di Kabupaten OKI, karena Kelurahan tersebut sejak bertahun-tahun dikenal sebagai tempat pengrajin Gerabah .
Dirinya juga mengajak kepada seluruh anggota PKK agar ikut serta dalam melestarikan kerajinan tangan yang ramah lingkungan ini agar dapat membuat warga kecil tersenyum bahagia dengan menikmati hasil dan jerih payahnya yang memuaskan.
“Semua kerajinan yang ada di wilayah OKI menjadi perhatian kita semua, seperti pembuatan gerabah, tenun, kerajinan tikar, dan lain sebagainya itu semuanya akan ditata kedepan jauh lebih baik. Asalkan, para pengrajin memberikan informasi dan laporan ke pimpinan desa dan dilanjutkan ke bagian PKK desa sehingga prosesnya bisa berjalan hingga ke pemerintah yang diketahui Ketua TP PKK tentunya,” kata Hj Lindasari Iskandar saat dihubungi via telpon.
Seperti diketahui, masih kata dia. Kerajinan gerabah sendiri dibuat dalam berbagai macam bentuk, sesuai dengan kebutuhan rumah tangga. Bisa saja dibuat keran untuk masak, hiasan rumah, dan bisa dibuat benda-benda lainnya.
Untuk itu, Lindasari berharap, para kader PKK diminta aktif di berbagai kegiatan serta menjadi pemerhati dalam upaya ikut membangun dan menyejahterakan masyarakat.
“Anggota PKK itu harus jadi pemerhati pada segala bidang pembangunan. Menjadi anggota PKK tidak hanya untuk ikut-ikutan, tapi lebih aktif dalam kegiatan. Apalagi seperti lokasi gerabah, diusahakan mendapat bantuan dana agar para pekerja bisa lebih nyaman dan sejahtera kedepan,” tandasnya.
(Eka DH)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media