Jurnalline.com, Tangerang Selatan –Sejumlah warga menggelar aksi unjuk rasa di wilayah pembangunan tol Jor 2 Serpong-Kunciran, Jombang, Ciputat dengan memberhentikan sebuah alat berat beko pengeruk tanah.
Belasan aksi Massa ini di picu oleh ketidak jelasan relokasi masjid di sekitar dampak pembangunan tol Serpong-Kunciran. Massa sambil membentangkan spanduk di atas beko bertuliskan tuntutan warga yang mendesak kejelasan nasib masjid al-falah yang terkatung-katung pasca kesepakatan yang di buat 2016 lalu oleh seluruh pihak terkait.
Warga juga nekat memberhentikan sebuah alat berat yang sedang melaksanakan aktifitas pekerjaan. Dan akhirnya berkomunikasi dengan petugas lapangan bahwasanya pekerjaan terpaksa di hentikan sementara sebelum adanya kejelasan dari pihak panitia pembebasan lahan yang di bentuk oleh pemerintah daerah Kota Tangsel. Tentang Masjid Al Falah di wilayah Jalan tembus Rt 2- Rt 4, RW: 10 Jln. Lombok, Rawalele, Jombang, Ciputat. Pada Kamis (31/5/2018)
Aksi yang belasan warga tersebut juga di jaga aparat Kepolisian untuk mengawal jalannya aksi agar tidak terjadi hal-hal yang tak di inginkan, antara semua pihak.
Saeful selaku DKM Masjid Al Falah mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan mediasi terkait relokasi Masjid Al Falah, namun hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Malam tadi kami sudah bertemu dengan pihak terkait untuk berdiskusi, namun diskusi tersebut malah merujuk menghambat aksi yang akan kami adakan hari ini, namun kami tetap menuntut kejelasan tentang bagaimana kelanjutan pada rapat bersama warga pada tahun 2016 lalu. Terkait penempatan titik lahan pembangunan Masjid Al Falah yang baru,” kata Saeful
Saeful juga menambahkan bahwa pihaknya juga sudah menyiapkan lahan pengganti yang turut di sepakati oleh semua pihak tentang pendirian Masjid Al Falah yang baru yang juga berlokasi di RT yang sama.
“Sebenarnya kami juga sudah bertemu dengan pihak kontraktor, dan pihak kontraktor akan siap merealisasikan secepatnya bilamana ada rekomendasi dari panitia yang di bentuk oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan. Namun pemerintah daerah terkesan malah menghambat rekom tersebut. Dan kami terpaksa untuk memberhentikan sementara kegiatan pekerjaan Tol Serpong-Kunciran sampai kejelasan tersebut di realisasikan,” tambahnya
Sementara itu pihak kontraktor pelaksana pembangunan tol Serpong-Kunciran dari Pt. Acset saat di konfirmasi melalui WhatsApp kepada Pelaksana Project Manager (PPM) Raja Mutia mengatakan, masalah tersebut bukan ranahnya lagi, melainkan urusan warga dengan pihak pemerintah daerah
“Kalau masalah itu bukan ranah kami lagi pak, kami justru di rugikan karena pekerjaan yang kami lakukan mengalami hambatan yang di lakukan oleh warga, saya kira warga hanya menagih janjinya kepada pemerintah daerah terkait relokasi masjid al-falah,” kata Raja
Sementara itu pihak pemerintah daerah yang menangani pembebasan lahan peruntukan tol Serpong-Kunciran, Suhaemi yang bertindak sebagai perwakilan Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang Selatan mengatakan pihaknya hanya membantu saja.
“BPN Tangsel dalam hal ini hanya membantu saja, sejak UU di berlakukan kami support saja. Dan saat ini sepenuhnya di tangani oleh Kementrian Pekerjaan Umum,” tutur Suhaemi
Hingga berita ini di turunkan, masalah terkait desakan belasan warga ini belum mendapatkan titik temu, antara pemerintah daerah maupun Kementrian Pekerjaan Umum Pusat. Masjid seluas ribuan meter ini terpaksa menjadi imbas debu tanah dari kegiatan pembangunan tol Serpong-Kunciran, dengan kondisi tak terurus, akses jalannya pun becek penuh lubang sehingga warga enggan melakukan ibadah di masjid tersebut.
(Tb)