Jurnalline.com, Banyuasin (Sumsel) – Proyek Pengecoran akses Jalan yang menghubungkan antara wilayahTalang Kebang Kelurahan Pangkalan Balai, Desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III, dan Desa Lubuk Rengas- Desa Lebung , Kecamatan Rantau bayur disoal masyarakat, ironisnya Proyek yang dikerjakan oleh CV Setia Usaha dengan dana sebesar 431 juta tersebut diduga dikerjakan asal jadi.
Pantauan dilapangan proyek pengecoran jalan tersebut menggunakan molen manual untuk adukan yang tidak menggunakan takaran semen, pasir dan koral, warga khawatirkan dari pengerjaan proyek seperti ini kualitas jalan lintas kecamatan tidak akan bertahan lama.
“Kita perhatikan pengerjaan proyek jalan di wilayah talang kebang ini diduga pekerjakannya asal jadi, sebab pekerja menggunakan molen manual dan bahan bangunannya diaduk hanya di lempar-lempar saja menggunakan skop bukan takaran kotak papan,” ucap salah seorang pengguna jalan yang melintas tidak mau disebutkan namanya.
Dirinya menyayangkan, anggaran dana proyek yang besar tersebut dikejakan tidak sesuai standar yang semestinya.
“Ya inikan jalan akses yang menghubungkan dua kecamatan, tidak masuk ukuran standar kalau cara pengerjaannya seperti ini, paling tidak memakai ridemix atau hotmix agar kualitas jalannya ini bisa lebih awet, kalau seperti ini kemungkinan tidak dapat bertahan lama, sebab yang melewati jalan ini mobil tonase puluhan kubik, seperti mobil muatan pasir dan mobil kayu balok yang setiap hari melintasi jalan ini,” ujarnya.
Sementara Umir tono, SH. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Sriwijaya Sumatera Selatan (LS3) dan Ketua LSM Nusantara Ekspres Banyuasin Ismail , menilai proyek yang diduga dikerjakan asal jadi karena tidak masuk standar mutu dikerjakan, seperti contoh kecil adukan pasir, semen, dan koral memakai molen manual dan bahan bangunannya tidak mempunyai takaran standar bangunan.
“Itu gila namanya, masak jalan akses kecamatan pekerjaannya menggunakan molen manual. Pasir, koral, dan semen dilempar-lempar menggunakan skop, semestinya menggunakan takaran standar 1,2,3 biar masyarakat tahu, adukan material jalan untuk bangunan jalan.” ucap Umir tono didampingi Ismail.
Dirinya meminta Bupati Banyuasin untuk menindaklanjuti proyek bangunan jalan yang dikerjakan oleh CV Setia Usaha tersebut.
“Ini tantangan untuk Bupati Banyuasin yang baru, kita mendukung penuh program H. Askolani. Dengan pembangunan yang ada, namun jika pekerjaannya seperti ini bisa merusak program 100 Hari Bupati Banyuasin kita,” tegasnya.
Terpisah Ketika dikonfirmasi, Firman Kontraktor CV Setia Usaha mengaku, dalam RAB (Rencana anggaran biaya), proyek pembangunan jalan memang tidak menggunakan hotmix ataupun ridemix, hal tersebut sudah diatur dari dinas terkait, sehingga pembangunan menggunakan molen manual mengaduk bahan bangunan seperti pasir, semen, dan koral.
“Ya, di RAB nya pengecoran jalan ini memang tidak memakai ridemix atau hotmix, kalau kami maunya memakai ridemix, biar cepat selesai kerjaan kita ini, karena di dalam petunjuk tidak ada makanya kami menggunakan molen manual,” ucap kontraktor CV Setia Usaha, Firman saat dibincangi beberapa awak media.
Ditambahkan Firman, Sebagai kontraktor hanya mengerjakan apa yang sudah diatur dalam RAB yang dikeluarkan Dinas PU TR Banyuasi, dan sudah tertulis untuk menggunakan molen manual.
“Tidak ada jenis mutu yang tertulis dalam RAB bangunan jalan, jadi kita samakan saja, entah itu K75, K250, dan molen kita kapasitas satu sak semen, untuk pembangunan jalan Desa Lebung memang ada di RAB nya Ridemix , kenapa beda ya saya tidak tahu, silahkan saja tanya ke pihak Dinas, kalau beda ya jelas beda jalan Desa Lebung tidak ada pengerasan, kita ada, mereka tidak pakai besi kita pakai,” tukasnya.
(Martin)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media