Masalah Enceng Gondok dan Kemajuan Pariwisata Danau Tondano

Spread the love

Jurnalline.com, Sulawesi Utara (Minahasa) – Danau Tondano minahasa Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu dari beberapa danau terbesar yang ada di Indonesia yang perlu menjadi perhatian guna kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan nelayan pesisir masa kini dan masa yang akan datang.

Danau Tondano Minahasa dengan luas 4.278ha, atau sekitar 42.78 km, berada di pegunungan Lembean, Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masaarang merupakan salah satu tujuan wisata sambil menikmati beragam kuliner yang tersedia di pesisir danau Tondano menjadikan satu harta warisan bagi anak cucu masa yang akan datang.

Keunggulan pesona dan daya Tarik objek wisata di Danau Tondano selain memancarkan keindahan landskap sekitar danau yang spektakuler juga terdapat Obyek wisata Sumaro Endo Remboken, Resort Wisata Bukit Pinus Toliang Oki, Gua Tikus Tasuka, dan lainnya.

“Suasana Danau Tondano yang indah dengan pemandangan karamba dan pemukiman warga beragam jenis ikan seperti ikan mujair,  pior kabos , wiko (udang kecil), lobster hitam, gurame, dan Payangka yang merupakan ikan endemik Danau Tondano, merupakan kekayaan lainnya penghuni danau tondano.”

Sepekan penulis mencoba menjelajahi rahasia yang tersembunyi di kawasan Danau Toudano ini, dikatakan oleh Tokoh masyarakat kaima remboken Pale Youbert Kindangen, Nelayan unggul yang suda hampir 50tahun menjadi nelayan ini mengisahkan awalnya Danau tondano tidak terinfeksi enceng gondok, sekitar tahun 2009/2010, mulai tampak gulma enceng gondok berbunga ini mewabah menyelimuti pesisir diseluruh wilayah danau tondano.

“Pernah ia memberikan masukan pada pemerintahan 10 tahun sebelumnya, antisipsi akan hal ini harus ada perhatian penuh dengan menugaskan tenaga honorer yang diwajibkan untuk menjadi membersihkan gulma encengondok danau tondano.” Tutur Pale

Lanjutnya sampai saat ini tak ada tindaklanjut penyelesaian hingga peralatan yang dibeli dengan miliaran rupiah ditelan bumi bahkan sebagian tenggelam dan ini mempengaruhi aktifitas nelayan.

Terpisah Legislator DPRD Kabupaten Minahasa Darma Palar, mengatakan masalah gulma ini, terus menjadi perhatian Pemkab Minahasa bahkan Pemprov Sulut juga Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian.

“Dalam mengoptimalkan destinasi Wisata yang ada di sekitar Danau Tondano, diperlukan peran semua pihak, agar masalah nelayan ini dapat teratasi.” Ujar Palar menambahkan dengan adanya inofasi brilian akan memberikan dampak demi kelangsungan anak cucu kedepanya, selain peningkatan fasilitas pengembangan penginapan atau homestay wisatawan dipesisir Danau.

Senada dikatakan Pemerhati Pariwisata Alvian Kiay Demak menjelaskan dengan adanya pembenahan di berbagai lini, dipastikan sejumlah objek wisata di Minahasa akan semakin banyak dikunjungi wisatawan dikelola dengan baik, sehingga kawasan sekitar objek wisata dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat di sekitarnya.

“Harus ada pemikiran brilian untuk membawa Minahasa berkembang, artinya disini semua pihak dalam mewujudkan Minahasa yang maju, berdaulat adil dan sejahterah, Pengembangan di Destinasi Pariwisata menjadi satu andalan peningkatan mewujudkan Minahasa Hebat.” Pungkas Kiay demak

(EffendyIskandar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.