Jurnalline.com, Jakarta – Staf Umum Operasi Angkatan Laut (Sopsal) menyelenggarakan Round Table Discussion (RTD) dengan tema “Pembinaan Perwira Korps Pelaut dihadapkan Dengan Kompleksitas Permasalahan Dalam Menghadapi Tantangan di Masa Depan”, di Gedung Neptunus, Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (30/1).
Kegiatan ini diselenggarakan dengan harapan agar dapat memberikan masukan dan gambaran kepada Perwira TNI AL, khususnya Korps Pelaut mengenai kompleksitasnya permasalahan yang akan dihadapi di masa mendatang.
Kegiatan yang diikuti 50 orang peserta dari perwakilan berbagai Kotama dan Pangkalan TNI AL seluruh Indonesia ini, dibuka Kepala Dinas Operasi dan Latihan Angkatan Laut (Kadisopslatal) Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid Kacong, S.E., M.M., mewakili Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Didik Setiono, S.E., M.M.
Asops Kasal dalam sambutannya yang dibacakan Kadisopslatal antara lain mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terletak pada posisi strategis dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Bentangan medan tugas yang sangat luas tersebut menuntut suatu tanggung jawab yang harus diemban sehingga tanggung jawab operasi TNI AL menjadi sebuah kebutuhan guna menciptakan strategi daya tangkal yang tepat dalam rangka menjaga kedaulatan dan stabilitas keamanan di seluruh wilayah perairan yurisdiksi nasional. Menindaklanjuti hal tersebut TNI AL melaksanakan gelar operasi dan konsep strategi yang digunakan untuk membina kemampuan dan kekuatan dalam menghadapi kompleksitas ancaman dan tantangan di masa depan.
“Pada konsep strategi ini, selain mencakup organisasi dan alutsista juga upaya pembinaan personel. Secara khusus dalam tugas pembinaan personel yang sangat kompleks cakupannya, selain dihadapkan pada dinamika pengawakan alutsista juga kebutuhan pengawakan pendirat dan pengawakan organ-organ TNI AL, TNI dan permintaan dari Kementerian yang sesuai dengan sistem perundang-undangan,” ujarnya.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, terdapat ketidakseimbangan antara intake personel dengan pengakhiran ikatan dinas. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan organisasi TNI AL memikul beban personel yang berlebihan hingga kurun waktu yang lama sehingga berdampak pada penumpukan personel di level tertentu.
Stagnasi yang terjadi tersebut, salah satunya disebabkan kurangnya pembekalan dan pembinaan terhadap personel untuk dapat menyiapkan diri berkarier di luar formasi, dalam hal ini di Kementerian maupun Instansi Sipil lainnya. Apalagi dalam UU RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyatakan bahwa jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI.
RTD kali ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Paban IV Binkar Spersal Kolonel Laut (P) R. Joko Heriyanto, S.E., M.M., CHRMP., dengan topik pembahasan tentang kompleksitas permasalahan terkait Kebijakan Pembinaan Perwira yang terjadi lingkungan TNI AL. Narasumber kedua Kasubdispatjabmil Disminpersal, Kolonel Laut (P) Ashari Alamsyah, dengan pembahasan mekanisme implementasi kebijakan pembinaan dan penggunaan dalam penempatan jabatan perwira, serta narasumber ketiga Paban I Ren Sopsal Kolonel Laut (P) Riduwan Purnomo, S.T., M.M., dengan topik pembahasan upaya peningkatan pembinaan kemampuan perwira TNI AL khususnya Korps Pelaut dalam menghadapi tantangan masa depan. Adapun sebagai moderator Letkol Laut (P) Yudi Ardian, S.H., MA., M.MP.
Hadir dalam kegiatan tersebut Waasops Kasal Laksamana Pertama TNI Yusup, S E., M.M.
(Fram/Dinas Penerangan Angkatan Laut)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media