Jurnalline.com, Tobasa(Sumut) – Menko Maritim Luhut Pandjaitan meresmikan beroperasinya KMP. Ihan Batak di pelabuhan Ajibata, Toba Samosir. Kapal ini melayani lintas pelabuhan penyeberangan Ajibata – Ambarita pada Sabtu (2/3).
“Seperti disampaikan Menhub tadi, ini adalah program pemerintah pusat tetapi tidak akan ada artinya kalau masyarakatnya sendiri tidak merespon. Saya ingatkan masyarakat Batak jangan buang sampah dan kotoran lagi di Danau Toba. Karena kalau Danau Toba jorok, wisatawan tidak akan datang lagi. Dan ini tidak sehat untuk generasi yang akan datang,” ujar Menko Luhut dalam sambutannya.
Pada kesempatan tersebut Menko Luhut mengisahkan bahwa yang pertama kali mencetuskan dibangunnya kawasan Danau Toba adalah Presiden Joko Widodo.
“Beliau mengatakan empat destinasi tujuan wisata yang harus diwujudkan yang pertama Danau Toba, kedua Borobudur, ketiga Mandalika dan keempat Labuan Bajo.
Presiden melihat bahwa Danau Toba ini indah sekali, dan beliau ingin Danau Toba dibuat hebat. Budayanya dikembangkan karena banyak yang bisa dijual, tapi kebersihan tetap dijaga,” ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah juga telah membangun dua bandar udara yaitu Silangit dan Sibisa serta jalan tol untuk menunjang pertumbuhan sektor pariwisata. Menurutnya Menhub sedang dalam proses menyiapkan kapal pariwisata yang akan mengelilingi Danau Toba.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan pihaknya masih akan terus membangun wilayah ini.
“Sehingga wisatawan yang mau ke Toba menjadi nyaman. Ada satu titik tetapi titik-titik lain juga harus kita pikirkan. Damri sudah beroperasi dan itu menandakan bahwa kecintaan Presiden terhadap Toba itu selalu. Beliau selalu ingatkan saya Pak Menteri, itu Toba jangan sampai tidak jadi”. Makanya saya ngajak Pak Menko Luhut selaku pimpinan saya untuk ikut meresmikan supaya tambah hebat,” ujar Menhub.
Menko Luhut mengatakan nanti akan ada Dok untuk memelihara dan memeriksa kapal-kapal.
“Untuk menghindari kecelakaan seperti KM Sinar Bangun, seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu,” kata Menko Luhut.
Kapal KMP. IhanBatak dengan kapasitas 300 GT, menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Ajibata di Kabupaten Toba Samosir, dengan Pelabuhan Penyeberangan Ambarita, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak 9 mil.
Bagi penumpang yang berencana menuju Bandara Silangit dapat memanfaatkan fasilitas angkutan bus Damri yang disediakan dari dan menuju Bandara Silangit pada Pelabuhan Ajibata ini.
*Kuala Tanjung*
Dari Tobasa, Menko Luhut meninjau Pelabuhan Kuala Tanjung di kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Pelabuhan ini direncanakan untuk menjadi pelabuhan terbesar di wilayah barat Indonesia.
“Sekarang kita sedang uji coba pemindahan dari Belawan. Pelabuhan ini bagus kedalamannya 17 meter, sementara kapal yang besar itu cukup dengan 16 meter kalau air sedang pasang bisa mencapai 21 meter. Ini kan demi efisiensi. Nanti kelapa sawit juga dikirim dari sini agar terpadu semua serta mengurangi _traffic_ di Medan dari Belawan,” jelas Menko Luhut kepada media usai peninjauan.
Menko Luhut menyebutkan bahwa pelabuhan ini termasuk dalam pembangunan tujuh _hub_ (penghubung) yang diharapkan dapat menekan biaya angkut. Menko Luhut mengatakan Dirjen Perhubungan Laut telah melaporkan penurunan _cost_ nya bisa sampai 35% malah bisa sampai 55% kalau dipindahkan ke pelabuhan ini.
“Selama ini kan _direct call_ kita ke Singapura. _Transhipment_. Tidak perlu kita ke situ. Bagaimana kalau misalnya kita alihkan ke Jakarta, disitu kita buat fasilitas seperti di Singapura. Itu bisa mengurangi 35% dari _cost_ kita. Malah ada beberapa item 55% yang berkurang. Agar lebih efisien, kompetitif,” jelasnya.
Pelabuhan Kuala Tanjung rencananya akan menjadi Pelabuhan Hub Internasional dengan berbagai fungsi. Salah satunya yaitu menyediakan lahan untuk kawasan industri.
*Kedaulatan maritim*
Sebelum bertolak ke Jakarta, Menko Luhut menghadiri “Forum The Next Generation Entrepreneurs” yang dilaksanakan di Politeknik Wilmar, Medan, Sunatera Utara. Kepada para peserta ia memaparkan kondisi perekonomian Indonesia serta perkembangan pembangunan infrastruktur kemaritiman terkini.
“Kita ini ditakdirkan untuk untuk menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Kalau kita lihat di utara ini ada Samudera Pasifik, di selatan ini ada Samudera Hindia. Jadi kita harus bisa memanfaatkan kelebihan kita. Kita punya tiga ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang bertahun-tahun tidak diurus. Orang lewat di tempat kita, tidak bisa kita awasi. Orang ambil aja ikan disini, sekarang kami membuat program integrated fishing industry di daerah Natuna ini. Be kerja sama dengan AL, Bakamla, KKP,” papar Menko Luhut.
Ia menjelaskan pentingnya hal ini agar tidak ada yang mengklaim _traditional fishingv ground_ di ZEE Indonesia.
Menjawab pertanyaan seorang pelajar tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, Menko Luhut mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengintegrasikan dan mengharmonisasi peraturan idemi efisiensi.
Sehingga ia optimis pada tahun 2024 GDP Indonesia bisa berada pada USD 2 triliun dengan pertumbuhan sejuta 7%.
“Tahun 2024 mungkin bisa mencapai 8-9%. Tadi ada pertanyaan kapan negara kita bisa disebut negara maju, kalau kita bisa maintain itu selama 10 hingga 20 tahun. Saat itulah kita akan keluar dari apa yang disebut sebagai _middle income trap_. Kalau kita sudah keluar dari _middle income trap_, tinggal satu langkah lagi kita akan jadi negara maju,” ujarnya menjawab pertanyaan peserta.
Ia menjelaskan indonesia masih butuh mungkin 20 hingga 30 tahun lagi untuk mencapai itu. Badan-badan ekonomi dunia sepertinya Bank Dunia, IMF, WEF, dll mengatakan Indonesia akan masuk ke empat besar ekonomi dunia pada tahun 2030 atau 2045.
“Itu zaman kalian semua. Mereka bilang karena Indonesia ini punya semua, tapi mereka bilang dengan satu kondisi Indonesia harus stabil,” ujarnya.
(Fram)
Sumber :
Biro Informasi dan Hukum
Kemenko Bidang Kemaritiman
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media