Jurnalline.com, Jakarta – Ketua Kelompok Kerja Perempuan dan Anak Mahkamah Agung, Takdir Rahmadi mengatakan, rekruitment hakim agung perempuan harus berimbang. Hal ini dijelaskan pada diskusi *Memperingati Hari Perempuan Internasional* di Media Center Mahkamah Agung, Jumat 8 Febuari 2019. Sejauh ini, Mahkamah Agung baru memiliki empat Hakim Agung Perempuan.
Dalam isu rekruitment hakim agung perempuan tersebut, ia menekankan pembahasan isu perempuan tidak harus selalu ditangani oleh perempuan. Akan tetapi, pembahasan tersebut harus berimbang antara laki aku dan perempuan.
Menurut nya laki laki harus memiliki perhatian terhadap isu perempuan. Terlebih sejauh ini, laki laki masih menjadi pemegang kepemimpinan di bidang ekonomi dan politik.
“Jadi harus ada kesadaran, membangun bersama, mengembangkan karir bersama, “kata Takdir Rahmadi.
Dalam rekruitment hakim agung, Takdir juga menjelaskan, “bahwa para calon hakim diuji melalui prosedur. Awalnya para calon hakim diuji dalam bidang hukum melalui sistem komputerisasi.
Setelah lulus dari tes tersebut, para calon hakim diwawancarai oleh pihak perekrut. Dalam hal ini, proses perekrutan tidak boleh ada campur tangan dari pihak luar.
Soal pembinaan, Takdir mengatakan saat ini sudah ada kurikulum pembinaan calon hakim.
“Materinya sudah selesai, tinggal jalan, “ujarnya.
Melalui kurikulum tersebut, Takdir berharap para calon hakim akan terus belajar terkait proses hukumnya. Meski anggaran untuk segi pembinaan terbatas, Ia menginginkan adanya kolaborasi yang baik dengan berbagai lembaga terkait dan seluruh lapisan masyarakat.
Menanggapi hari Internasional Woman Day, Takdir berharap bisa memperkuat kesadaran hak hak perempuan. Mereka, tambahnya, “harus bisa mendapatkan kesetaraan untuk mengembangkan dirinya. Terlebih kaum perempuan yang kurang mampu dan kurang terdidik, mereka harus bisa didorong untuk mengembangkan diri.
“Kaum laki laki harus memberi penghargaan, “ujarnya.
(Yati)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media