Jurnallune.com, Prabumulih (sumatra selatan) – Nikmat kesehatan merupakan nikmat pokok yang kerap dilupakan hadirnya.Semua kenikmatan menjadi tak berarti ketika sakit datang menjelang. Demikian yang diungkapkan oleh Nurhayati (69) saat dikunjungi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih, Rabu (27/02).
Ibu rumah tangga ini menderita gagal ginjal sejak 2017 silam. Ginjalnya tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya sehingga ia sangat bergantung kepada layanan cuci darah. Nurhayati harus menjalani cuci darah dua kali dalam sepekan. Padahal biaya untuk memperoleh layanan cuci darah tidaklah sedikit. Setidaknya harus merogoh saku lebih dalam untuk mengeluarkan biaya untuk sekali cuci darah.
Beruntung, anak-anak Nurhayati memperoleh informasi yang mengenai adanya Program JKN-KIS dari keluarga besarnya. Nurhayati yang telah lama ditinggal wafat oleh suaminya ini, sudah didaftarkan oleh anak-anaknya menjadi peserta JKN-KIS kelas I pada tahun 2017.
“Saya tinggal tunjukkan kartu JKN-KIS ini saja dan mengikuti sesuai prosedur yang berlaku, kemudian saya bisa menggunakannya untuk menjalani cuci darah,” kata Nurhayati di sela dengungan mesin cuci darah yang sedang beroperasi.
Pengobatan Nurhayati sangat bergantung kepada Program JKN-KIS ini karena hanya program inilah ini yang dapat menanggung cuci darah seumur hidup. Dengan binar haru yang menghiasi wajahnya, Nurhayati mengungkapkan betapa bersyukurnya ia bisa merasakan manfaat Program JKN-KIS.
“Selama saya menggunakan layanan JKN-KIS, saya tidak pernah mengeluarkan biaya. Semuanya ditanggung. Biaya untuk sekali cuci darah padahal sangat mahal, terlebih saya harus cuci darah dua kali dalam seminggu. Kalau tidak ada JKN-KIS, saya tidak bisa membayangkan bagaimana cara membayarnya. Dengan adanya JKN-KIS ini, saya merasa tertolong,” ungkap Nurhayati.
Lebih lanjut, Nurhayati mengatakan bahwa JKN-KIS sangat membantu masyarakat yang sakit dan membutuhkan. Pelayanannya pun tidak dibeda-bedakan. Baginya, lebih baik sedia payung sebelum hujan. Mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS jauh-jauh hari sebelum sakit dinilainya sebagai persiapan sejak dini.
“Bukan hanya saya yang sudah bergantung dengan program ini, semua orang yang cuci darah di sini rata-rata menggunakan JKN-KIS. Kami sadar bahwa program ini mengasah kepedulian kita terhadap sesama melalui perilaku gotong-royong. Hadirnya kami di sini menikmati layanan cuci darah secara rutin tanpa biaya sepeser pun, itu semua berkat uluran tangan peserta JKN-KIS lainnya yang membantu dengan iuran setiap bulannya. Harapan kami, semoga peserta yang sehat tetap sehat. Semoga kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal,” ujar Nurhayati penuh harap.
(yitno)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media