Jurnalline.com, Cilegon (Banten) – Sejumlah tokoh masyarakat pers turut hadir dalam kunjungan tersebut. Sebut saja Kasepuhan Pers yang juga Ketua Dewan Penasehat PWI Banten sekaligus pendiri Provinsi Banten Haji Agus Sandjadirdja, Ketua PWI Banten Rian Nopandra, Ketua PRSSNI Banten Cahyono Adi, Ketua SMSI Banten Edi Junaedi, Ketua PWI Cilegon Adi Adam, Ketua PWI Kabupaten Serang Wisnu Anggoro serta segenap jajaran pengurus PWI se-Provinsi Banten.
“Kekuasaan yang selama ini berkuasa di Cilegon harus diubah. Yang pertama perubahan orang, perubahan tata kelola. Dari tata kelola kelompok menjadi tata kelola masyarakat,” ucap perwakilan masyarakat pers Banten, Firdaus, yang juga digadang-gadang maju sebagai bakal calon walikota ini.
Firdaus menjelaskan, selama 20 tahun Cilegon dipimpin oleh satu kelompok. Akhirnya kesejahteraan, regulasi, serta tata kelola hanya dimiliki oleh kelompok tersebut. Padahal menurut Firdaus, harusnya pemerintah dapat mengakomodir dan mensejahterakan masyarakat, bukan hanya satu kelompok saja.
“Contohnya, menempatkan masyarakat pers pada posisi yang tepat, tidak dikotak-kotakan, tetapi mengacu pada regulasi pers itu sendiri. 20 tahun masyarakat pers yang kritis terkesan dipinggirkan, Harus proporsional. Jika masyarskat pers saja diperlakukan seperti itu, bagaimana buruh, tani dan nelayan yang tidak punya akses?,” ujar Firdaus di amini oleh masyarakat pers yang hadir.
Firdaus sebagai orang yang didorong oleh masyarakat pers untuk membawa perubahan di Cilegon mengaskan bahwa Ia siap maju, dan siap tidak maju untuk mendukung tokoh yang pro perubahan pada Pilkada Cilegon 2020 mendatang.
“Ya demi perubahan lah mau 2 partai, 3 partai, atau tokoh non partai pun yang penting pro perubahan. Syukur-syukur semua pihak yang memperjuangkan perubahan ini bersatu untuk memenangkan rakyat Cilegon,” tegasnya.
Sementara itu, Helldy Agustian mengapresiasi apa yang akan diperjuangkan oleh masyarakat pers khususnya di Cilegon. Ia pun mengamini bahwa perubahan di Cilegon adalah harga mati.
“Banyak hal yang harus berubah di Cilegon. Misal soal ekonomi kerakyatan. Industri di Cilegon ini padat modal. Harusnya pemerintah fokus membina UMKM-UMKM, kemudian mendirikan BUMD untuk membeli produk UMKM. Ya kan selama ini yang buat UMKM gak berkembang itu mereka pusing cara jualnya, udah disuruh belajar, buat produk, ngejualin pula. Kalau ada BUMD yang beli kan masyarakat tak usah pusing lagi cara jualnya gimana. Saya pengalaman jadi sales, ya urusan jual gampang,” papar Helldy.
Kemudian soal pendidikan lanjut Helldy, masih ada kecamatan di Cilegon yang tidak memiliki SMP Negeri. Padahal menurutnya, saat diberlakukan sistem zonasi, maka siswa di kecamatan tersebut tentunya akan dirugikan.
“Di Purwakarta itu gak ada SMP Negeri, terus mereka sekolah gimana. Mau ke Jombang disana udah ada 24 SD negeri dan cuma 1 SMP Negeri, mauke Grogol di Grogol ada 14 SD Negeri dan cuma 1 SMP Negerinya, SMPN 3, nah mau kemana coba yoh. Nah kita pengen yuk sama-sama dukung dan peduli,” lanjut Helldy.
Sementara itu, saat sesi dialog Firdaus dan Helldy bersahut-sahutan menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.
Misalnya saat ditanya tentang dobrakan apa yang akan dikerjakan terlebih dulu jika terpilih menjadi Walikota Cilegon, Firdaus menjawabnya dengan sangat lugas dan percaya diri.
“Yang pertama adalah kita akan bongkar tempat hiburan malam di JLS. Saat ini ruang-ruang hiburan terus melebar ke seluruh kota. Kalau dulu kan cuma di sekitaran jalan protokol aja, sekarang mulai dari jalan protokol, JLS, bahkan jika tidak dikendalikan, tempat hiburan akan merangsek ke permukimannya penduduk. Ini kan merusak kota, merusak generasi. Jadi akan buat rencana semua hiburan itu kita pindahkan kepulau Merak Besar,” ujar Firdaus.
Selain itu, Ia juga akan maksimalkan potensi wisata di Cilegon. Salah satunya lanjut Firdaus, dengan membangun kawasan wisata di Pulau Merak Besar, di sana akan dibangun skytrain dan pelabuhan wisata, serta pasar UKM.
“Kita juga akan bagi Cilegon jadi beberapa zona UKM, misal kecamatan Cibeber zona UKM kuliner, Ciwandan alat teknik, Citangkil seni dan budaya, dan lain-lain. Terus dorong start up, ajari pakai cyber dan pasar digital yang akan merambah pasar dunia global. Jadi kita hanya mendorong regulasinya, bagaimana seluruh lapisan masyarakat dapat terlibat aktif dalam ekonomi kerakyatan berbasis digital tersebut. Selama ini generasi milenial kita tidak disispkan menyongsong memasuki revolusi industri 4.0, sehingga kita tertinggal, dan hari ini juga jika tidak disiapkan menyongsong 5.0, puluhan tahun kedepan juga dipastikan kita akan tertingfal bahkan mungkin akan terpuruk. Pada posisi ini pemerintah Cilegon harus hadir. Sekarang kita ubah, kita dobrak, agar 20 tahun kedepan generasi Cilegon yang memimpin perubahan teknologi,” papar Firdaus.
Penulis : Fram
Editor : Ndre
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media