Jurnalline.com, Minahasa – Banyaknya prediksi berbagai kalangan tentang adanya kemungkinan krisis pangan akibat pandemi Covid 19, membuat kekhawatiran sebagian besar penduduk dunia.
Tak terkecuali di negara Indonesia, kekhawatiran tersebut sudah dirasakan oleh sebagian besar masyarakat dihadapkan dengan situasi dan kondisi ekonomi saat ini.
Pemerintah telah berupaya dengan berbagai cara dan strategi untuk menghadapi krisis pangan, salah satunya dengan membangun Food estate di Kabupaten Kapuas dan Pulau Pisang dimana Kementerian Pertahanan sebagai leading sector didukung Kementerian Pertanuan, Kementrian PUPR.
Satu point disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pernyataan secara tegas pada saat pertemuan dengan wartawan di Istana Merdeka Jakarta, senin (13/07/2020) bahwa Pertahanan bukan hanya urusan Alutsista, tetapi juga dibidang pangan menjadi salah satu bagian dari itu.
Itu berarti bahwa ketahanan pangan menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari Pertahanan Nasional Negara Indonesia.
Suatu Pertahanan Nasional yang kuat akan terbentuk apabila didukung dan ditopang oleh kondisi ketahanan pangan dari rakyat yang baik.”
Beranjak dari hal tersebut diatas, program ketahanan pangan diwilayah, sebenarnya telah lama dilakukan oleh TNI AD dalam rangka mendukung program Pemerintah Daerah.
“Banyak program dan strategi yang telah dilakukan dengan leading sector Satuan Komando Kewilayahan mulai dari Kodam, Korem dan Kodim.”
Keberhasilan dari program tersebut cukup dirasakan baik di tingkat nasional sampai di wilayah pedesaan sejak adanya MOU antara pihak TNI AD dengan Kementrian Pertanian dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Stok pangan meningkat, harga meningkat, para petanipun semakin semangat dalam bekerja.”
Atas Kepercayaan ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian yg bekerjasama dengan TNI AD adalah suatu hal yang wajar, karena TNI AD memiliki fungsi pembinaan Teritorial ditengah masyarakat sampai kalangan bawah terutama masyarakat petani yang ada di pedesaan.
“Fungsi pembinaan Teritorial menjadi pedoman bagi semua Apkowil, dalam mengajak dan menghimbau segenap pemangku kepentingan bersama masyarakat untuk terus meningkatkan hasil Pangan.” kata Dandim
Lebih jauh dalam hal peran Babinsa sangat penting karena harus selalu melekat dimasyarakat binaannya, peran serta dan dukungan semua pihak juga sangat penting khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) / Pemerintah Kota (Pemkot) itu sendiri juga keterlibatan kalangan Akademisi, sehingga dibutuhkan kolaborasi, integrasi dan sinergitas dilapangan.
“Ibarat bersatunya pemikir dan pelaksana, bersatunya ilmu teori dan ilmu di lapangan Bidang Ketahanan Pangan akan menghasilkan sesuatu yang tentuny sangat berharga bagi kepentingan masyarakat.” imbuhnya
Bahwasanya Kodim sebagai ujung tombak Satuan Komando Kewilayahan harus mampu menunjukkan peran dan fungsinya untuk membantu Pemda khususnya bidang ketahanan pangan.
Semua kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh Apkowil harus diberdayakan secara maksimal, sehingga diperlukan banyak inovasi dan terobosan dilapangan sebagai bentuk peran aktif tersebut.
“Fungsi dari Pembinaan Teritorial dalam membantu Pemda/Pemkot dibidang ketahanan pangan akan berjalan baik apabila adanya Semangat, Tekad dan Komitmen bersama antara Satkowil (Kodim), Pemda, masyarakat dan semua kalangan diwilayah tersebut. “Wujud dari itu adalah adanya tindakan saling mendukung dan saling melengkapi kekurangan.” urainya
Terkait hal ini, peran, pola pikir dan pola tindak dari Komandan Kodim sangat menentukan, dimana semua kegiatan yang bermuara dari perintah dan kebijakan yang diambil oleh Dandim kepada seluruh Apkowil di satuannya.
Adanya Koordinasi yang baik dengan Kepala Daerah akan memberikan stimulus kepada semua bawahannya, sehingga semua program yang dijalankan oleh Kodim dalam membantu ketahanan pangan akan disupport penuh oleh Dinas terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas PMD dan lainnya.
Semua potensi wilayah seperti SDA, SDM maupun Sumber Daya buatan lainnya dapat dimanfaatkan dengan kolaborasi semua pihak.
Tindakan nyata dilapangan dalam fungsi Binter dapat terlihat dari peran dan fungsi Babinsa sebagai pembina masyarakat dan sekaligus sebagai penghubung/penyambung lidah masyarakat dengan pemerintah. “Peran dan fungsi Babinsa disini difokuskan untuk terus aktif dalam kelompok-kelompok tani diantaranya membantu mengorganisir Gapoktan, memecahkan masalah dalam proses pertanian, transfer ilmu pertanian untuk saling melengkapi kekurangan, pendampingan dan pemberi motivasi.” paparnya
Adapun Beberapa contoh terkait fungsi Binter TNI AD selain untuk membantu Pemerintah Daerah dalam rangka ketahanan pangan salah satu telah dilakukan oleh Kodim 1302/Minahasa dengan menggali potensi-potensi diwilayah sehingga menghasilkan manfaat bagi masyarakat.
Salah Satu Inovasi yang dilakukan Kodim 1302/Minahasa.
1). Pemanfatan Limbah Eceng Gondok Di Danau Tondano Kabupaten Minahasa.
“Danau Tondano adalah merupakan salah satu potensi wilayah dan aset nasional di Kodim 1302/Minahasa, Namun sangat disayangkan, sebagian danau tersebut tertutupi oleh Gulma Eceng Gondok, dengan sekitar 315 hektar dari luas hampir keseluruhan +4.666 hektar sehingga menimbulkan pendangkalan dan berkurangnya sumber mata air.
“Sampai saat ini telah diupayakan Pemda kerjasama dengan Kodim 1302/Minahasa untuk mengangkat gulma tersebut secara bertahap.”terangnya
Dari fakta dilapangan Limbah Gulma Eceng Gondok tersebut, oleh Dandim 1302/Minahasa membuat suatu terobosan dengan mengolah limbah menjadi sumber energi, pupuk cair juga pupuk kompos yang dapat berguna bagi petani.
Dengan hadirnya Inovasi yang dilakukan berkolaborasi dengan Universitas Samratulangi (Unsrat) Manado khususnya fakultas pertanian beberapa manfaat yang bisa didapatkan hanya dengan satu alat modifikasi sehingga bisa dapat menghasilkan energi yang dapat mengurangi beban biaya hidup masyarakat.
“Disamping dapat dikelola dan menghasilkan pupuk cair, ini juga sekaligus dapat digunakan dalam pertanian tanpa membeli pupuk kimia.” urainya
Foto/Caption : Penyiapan bahan eceng gondok oleh pers Kodim 1302/Minahasa (kiri), Penampungan bahan eceng gondok di wadah permentasi (kanan).
Foto/Caption : Pengecekan hasil permentasi limbah eceng gondok selama 1 Minggu (kiri), pengecekan gas yang dihasilkan selama 1 minggu (kanan)
2). Pemanfaatan Tambak Ikan Diseputaran Danau Tondano.
Masyarakat yang ada di Kabupaten Minahasa khususnya di seputaran Danau Tondano, sebagian besar memanfaatkan pinggiran danau sebagai tambak ikan untuk penghasilan keluarga.
“Melihat kondisi ini, Pelda Langi, Plh. Danramil 1302-02/Eris yang menaungi wilayah teritorial tersebut merasa tergerak untuk membantu masyarakat petani tambak dengan membuat suatu inovasi yang cukup menarik perhatian yaitu biosistem terpadu dengan aquaponik.”
Diatas tambak ikan yang telah dibuat oleh masyarakat dibuatkan suatu media Aquaponik yang dibuat dari serabut kelapa yang bisa untuk menanam berbagai tanaman sayuran seperti sawi, cabai, seledri, bawang dan lainnnya.
“Budidaya Tanaman aquaponik diatas kolam/tambak ikan ini cukup mudah dibuat disertai pemeliharaan yg tidak sulit, tidak memerlukan penyiangan, terbebas dari hama tanah, dan tidak memerlukan penyiraman.”
Akan Hal Inovasi ini, telah banyak ditularkan kepada masyarakat dan mendapat respon positif sehingga Banyak dari sebagian petani tambak yang mencobanya sehingga dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga.
“Saat ini para Babinsa setempat terus memberikan edukasi dan pendampingan dalam media yang diciptakan tersebut guna meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.”
Jelas DandimLetkol Inf Slamet Raharjo, S.Sos,.M.Si
Foto/Caption : Pembuatan rak aquaponik diatas tambak ikan (kiri), Penyiapan bekas botol mineral untuk tempat penyemaian tanaman sayur (kanan),
Foto/Caption : Penanaman bibit sayar kangkung (kiri), Sayur kangkung aquaponik di atas tambak ikansiap di panen (kanan),
3). Pembuatan Pupuk Organik Bagi Pertanian Khususnya GAPOKTAN.
Saat ini kebutuhan petani, dalam hal Pupuk kimia masih menjadi primadona dalam meningkatkan kesuburan tanah pertanian meskipun harga pupuk tersebut yang tergolong mahal. “Banyak modal yang harus dikeluarkan untuk pembelian pupuk kimia seperti pupuk Urea, NPK, Ponska dan lainnya sebagainya, sehingga membuat kurangnya pendapatan petani karena tidak sebanding dengan hasil penjualan hasil pertanian.”
Melihat dari kondisi tersebut Babinsa dari Koramil 1302-16/Tumpaan Serda Haryono, berupaya menciptakan metode penanaman efektif untuk membantu para petani di wilayah binaannya.
“Berbekal ilmu dan keterampilannya dalam bertani, Serda Haryono berupaya untuk membuat Pupuk Organik Cair atau POC dari berbagai macam bahan limbah buangan masyarakat seperti air bekas cucian beras, air kelapa, pohon/gedebog pisang maupun serabut kelapa maupun pupuk kandang.”
Kualitas dari semua jenis pupuk buatan atau POC tersebut sama efektifnya sehingga petani tinggal memilih dari bahan mana yang tersedia di sekitar lingkungannya.
Foto/Caption 1 : Penyiapan bahan limbah (kiri), Serda Hariono mensosialisasikan pupuk cair yang dihasilkan dari bahan limbah kepada Kelompok Tani yang di hadiri oleh Dandim 1302/Minahasa (Kanan).
Foto/Caption 2 ; Dandim 1302/Minahasa didampingi Danramil dan Babinsa Serda Hariono beserta Kelompok Tani dalam memanen sayur terong dari hasil pupuk cair bahan limbah.
Berikut Penjelasan Cara pembuatan POC.
A). POC dari air cucian beras untuk akar tanaman.
a. Bahan yang diperlukan.
– Air cucian beras 1 Liter dimasukkan aqua botol.
– Cairan EM 4 (Effective Microorganism 4) 10 ml.
– Cairan Molase yang berguna untuk memberi makanan mikroorganisme 20 – 30 ml. Bila tidak ada cairan Molase bisa menggunakan larutan gula merah atau gula pasir.
Cara pembuatannya :
1). Semua bahan dicampur kedalam air cucian beras, dikocok dan dibiarkan selama 1 (satu) minggu untuk proses fermentasi. Namun, setiap hari tutup botol harus dibuka selama 5 menit untuk memberikan udara segar bagi mikroorganisme serta tidak meledak karena akan timbul gas selama fermentasi, selanjutnya dikocok dan ditutup kembali. Setelah 1 (satu) minggu POC bisa digunakan. Ukuran aplikasi yaitu 100 cc POC dicampur dengan 10 Liter air dan dikocorkan ke akar tanaman, setiap tanaman diperlukan 250 cc.
2. POC dari air kelapa untuk percepat tumbuhnya pucuk daun.
a. Bahan yang diperlukan.
– Air kelapa 1 Liter dimasukkan kedalam
botol aqua.
– Cairan EM 4 (Effective Microorganism4)
10 ml.
– Cairan Molase atau cairan dari gula
merah/pasir 50 ml.
b. Cara pembuatan.
Semua bahan dicampur kedalam air cucian beras, dikocok dan dibiarkan selama 21 (dua puluh satu) hari untuk proses fermentasi. Selama proses tersebut tutup botol harus dibuka setiap selama 5 menit untuk memberikan udara segar bagi mikroorganisme dan memghindari ledakan akibat gas yang ditimbulkan oleh proses fermentasi, selanjutnya dikocok dan ditutup kembali. Setelah 21 (dua puluh satu) hari POC bisa digunakan. Ukuran aplikasi di tanaman yaitu 100 cc POC untuk 16 Liter air dengan cara disemprotkan ke pucuk daun.
3. POC dari serabut kelapa ;
a. Bahan yang diperlukan.
– Serabut kelapa yang sudah dicacah 3 kg.
– Air bersih 10 Liter.
– Cairan EM 4 (Effective Mocroorganism4) 40 ml.
– Molase atau cairan gula merah/pasir 100 cc.
b. Cara pembuatan.
Cairan EM 4 dan Molase dicampur kedalam air bersih. Kemudian serabut kelapa dimasukkan kedalam air campuran tersebut. Agar serabut kelapa tenggelam/tercampur, bisa ditindih dengan batu/bata. Selanjutnya ditutup plastik serapat-rapatnya selama 21 (dua puluh satu) hari, setiap hari harus dibuka untuk diaduk dan ditutup kembali dengan tujuan agar semua tetap tercampur dengan baik. Setelah 21 (dua puluh satu) hari air disaring dan bisa digunakan. Ukuran aplikasi yaitu 100 cc POC untuk 10 Liter air dengan cara dikocorkan ke akar tanaman. Setiap 1 (satu) tanaman dibutuhkan 250 cc untuk masa generatif /pembungaan.
4. POC dari pohon/gedebog pisang.
a. Bahan yang diperlukan.
– Pohon/gedebog pisang yang sudah dicacah 3 kg.
– Air bersih 10 Liter.
– Cairan EM 4 (Effective Mocroorganism4) 40 ml.
– Molase atau cairan gula merah/pasir 100 cc.
b. Cara pembuatan dan aplikasi sama dengan POC dari serabut kelapa.
5. Fermentasi Pupuk Kandang
a. Bahan yang diperlukan.
– 1 karung kotoran ayam.
– Cairan EM 4 (Effective Microorganisme4) 50 ml.
– Cairan Molase atau gula merah/pasir 200 ml.
– Air bersih 10 Liter.
– Jamur Triko/Trico Derma 1 sendok makan.
b. Cara pembuatan.
Cairan EM 4, Molase dan Jamur Triko dicampur kedalam air yang disiapkan, diaduk dan dibiarkan selama 1 (satu) jam agar semua larutan menyatu. Selanjutnya, kotoran ayam dicurah dilantai dan dicampur dengan larutan tersebut seperti mengaduk campuran semen sampai rata dengan bentuk seperti gundukan.
“Setelah itu ditutup rapat dengan plastik selama 30 hari. Setiap 3 (tiga) hari sekali dibuka dan diaduk agar semua bahan tercampur serta zat panas/gas methane didalam campuran menguap.”
Setelah 30 (tiga puluh) hari bisa digunakan dengan syarat dalam pupuk sudah tidak ada panas dengan cara masukan tangan kita ke gundukan pupuk kandang. “Aplikasi penggunaan POK dengan disebar ke lahan ataupun bedengan yang sudah disiapkan.”
6. Pembuatan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh).
a. Bahan yang diperlukan.
– Air kelapa 1 Liter dimasukkan kedalam botol aqua.
– Telur ayam 2 butir.
– Susu kental manis 2 sachet.
– Madu 4 sendok.
– Cairan EM 4 (Effective. Microorganism4) 2 ml,
bisa juga menggunakan Yakult 2 botol apabila
tidak ada cairan EM 4.
b. Cara pembuatan.
Semua bahan dicampur selama 7 (tujuh) hari, setiap pagi dan sore di buka dan dikocok dengan tujuan semua bahan tetap tercampur. Setelah 7 (tujuh) hari ZPT bisa digunakan. Ukuran aplikasi ZPT yaitu 100 cc ZPT dicampur 16 Liter air dengan cara disemprot ke daun tanaman.
Metode Tanam mulai dari penyiapan lahan, penyemaian, pembedengan sampai panen juga dilakukan dengan metode khusus untuk mencapai hasil maksimal. “Khusus pembedengan dilakukan berbeda dengan apa yang dilakukan petani pada umumnya yaitu dengan menaburi kapur Dolomit untuk menetralkan asam tanah (PH tanah), PK (Pupuk Kandang) dan disiram POC. Tanah/lahan akan siap tanam setelah 3 minggu penaburan.”
Hasil dari pupuk – pupuk yang dibuat diaplikasikan secara langsung di lahan pertanian yang dipinjam dari seorang petani binaannya dan bisa mendapatkan hasil melimpah melebihi dari petani lainnya yang menggunakan pupuk kimia, Tanaman pertama kali sebagai percontohan adalah sayuran khususnya terong.
Dari contoh inovasi tersebut mendapat respon positif dari para petani binaan maupun Dinas pertanian setempat.
Banyak petani diwilayah binaan yang tertarik untuk mencoba mengolah lahan pertanian mereka dengan metode yang diciptakan oleh Serda Haryono.
“Semua pupuk organik juga dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman lainnya dengan biaya rendah tetapi hasil melimpah, itulah prinsip dari Serda Haryono dalam memberikan pembinaan kepada para petani binaannya.”
Oleh Masyarakat bisa memanfaatkan lahan kosong di perumahan, meskipun lahan sempit tetapi bisa menghasilkan buah/sayuran cukup melimpah.
“Hal ini sangat mendukung bagi ketahanan pangan masyarakat ditengah Pandemi Covid 19.”
Contoh Pembuatan Demplot Kodim1302/Minahasa Menggunakan Pupuk Organik Sebagai Contoh Dan Motivasi Bagi Petani.
Pembuatan demplot pertanian Kodim dilakukan semata-mata untuk memberikan contoh dan motivasi bagi para petani untuk mengolah lahan pertanian secara alami dengan hasil melimpah. Pupuk organik menjadi unsur utama pemupukan sehingga dapat mengurangi biaya pengolahan. “Kenyataan dilapangan, sebagian besar petani mengeluhkan tentang mahalnya biaya pemupukan sehingga perlu ditekan untuk menambah penghasilan.”
Dengan Berbagai inovasi dan terobosan terkait ketahanan pangan diwilayah terus dilakukan oleh Kodim 1302/Minahasa semata-mata untuk membantu Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan koordinasi yang baik antara semua pihak terkait dan sosialisasi kepada masyarakat akan semakin terlihat peran dan fungsi Binter Kodim serta meningkatnya kemanunggalan TNI – Rakyat.
Foto/Caption 1 : Peltu Lafajar melakukan penyomprotan sayur di Demplot Kodim 1302/Minahasa (kiri). Tanaman sayur di demplot Kodim 1302/Minahasa menggunakan pupuk Organik (kanan).
Foto/Caption 2 : Tanaman Jagung di Demplot Kodim 1302/Minahasa menggunakan pupuk Organik (kiri). Dandim1302/Minahasa di damping Peltu Lafajar bersama masyarakat melaksanakan panen jagung di Demplot Kodim 1302/Minahasa (kanan).
Penulis : EffendyIskandar
Editor : Ndre
Autentifikasi : Letkol Inf. Slamet Raharjo, S.Sos,.M.Si)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media