Jalasveva Jayamahe
Jurnalline.com, Jakarta – “Monumen TNI AL menjadi media sosialisasi dan edukasi tentang TNI Angkatan Laut sekaligus menjadi wahana membangun dan membangkitkan jiwa bahari di kalangan generasi muda bangsa, sebagai bagian dari upaya mengembalikan kejayaan bangsa pelaut”, demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono saat meresmikan Monumen TNI Angkatan Laut bertempat di Taman Kota Caruban Asti, Kabupaten Madiun. Minggu (16/01).
Menurut Kasal, sebagai bagian dari upaya TNI AL untuk mengenang dan meneladani nilai-nilai perjuangan para pahlawan samudera, maka TNI AL membangun monumen TNI Angkatan Laut yang sekaligus akan menjadi landmark patriotisme bahari di Kabupaten Madiun. “Kabupaten Madiun merupakan salah satu daerah yang sarat dengan peristiwa sejarah dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Laksamana Yudo.
Lebih lanjut, Kasal menjelaskan bahwa monumen bernuansa Maritim yang dibangun mewakili kekuatan Armada TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di laut selain sebagai sarana untuk mengenang sejarah perjuangan dan pengabdian. “Monumen ini terdiri dari Pesawat Nomad N-24 P-843, Tank Amfibi PT 76, dan Meriam Howitzer Kaliber 122 Mm. Tiga Alutsista TNI AL yang sudah tidak dioperasikan ini mewakili sistem senjata armada terpadu TNI Angkatan Laut,” pungkasnya.
Pada peresmian tersebut, Kasal berkesempatan untuk menjelaskan sejarah singkat tiga Alutsista TNI AL yang di bangun tersebut. Pesawat Nomad N-24 P-843 adalah ikon penerbangan TNI Angkatan Laut pada masanya. Pesawat produksi Australia ini memperkuat TNI AL pada tahun 1972 dan menjadi andalan utama TNI Angkatan Laut dalam tugas pengintaian dan patroli Maritim di wilayah Kepulauan Indonesia. Sedangkan Tank Amfibi PT-76 merupakan material tempur andalan Korps Marinir TNI Angkatan Laut buatan Uni Soviet, yang digunakan sejak tahun 1962 dan telah berjasa dalam berbagai operasi militer, antara lain Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja dan operasi-operasi penting lainnya. Sementara itu Meriam Howitzer Kaliber 122 Mm adalah meriam buatan Rusia yang masuk pada jajaran Korps Marinir pada tahun 1961, dan sangat penting jasanya dalam operasi-operasi yang dilaksanakan Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Mengakhiri sambutannya, Kasal berharap dengan adanya monumen Alutsista TNI Angkatan Laut ini, dapat memotivasi masyarakat luas, khususnya para generasi muda agar timbul rasa cinta tanah air, semangat pantang menyerah, kebanggaan, serta dapat meneladani perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya sejarah perjuangan TNI Angkatan Laut di masa lampau.
Kedatangan Kasal beserta para Pejabat TNI AL, Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono beserta jajaran disambut Bupati Kab. Madiun, Wakil Bupati Kab. Madiun, Sekda Kab. Madiun, Ketua DPRD Kab.Madiun dan Forkopimda wilayah Madiun dengan demo Pencak Silat Seni Kampung Pesilat Indonesia sebagai icon Madiun, dilanjutkan dengan peninjauan monumen Pesawat Nomad N-24 P-843 di Taman Kota Caruban Asti, peninjauan ke monumen Tank Amfibi PT-76 dan Howitzer Kaliber 122 Mm di exit tol Dumpil dan diakhiri dengan peninjauan vaksinasi di SDN Garon 02.
Fram
Editor : Ndre
Sumber : Dinas Penerangan Angkatan Laut.
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media