Jurnalline.com, Minahasa – Bupati Kab. Minahasa Dr Ir Royke O Roring M.Si dan Wakil Bupati Robby Dondokambey S.Si MM. mendampingi Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE. menerima kunjungan kerja (Kunker) dan jamuan makan pagi Kepala Staf Kepresidenan RI Jendral TNI (Purn) Dr H Moeldoko berlangsung di kediaman Gubernur Sulut di kelurahan Tonsaru Tondano Selatan, Jumat (16/12/2022).
Menurut Bupati ROR bahwa kehadiran Jendral Moeldoko di daerah ini membawa arti dan makna yang sangat dalam bagi kabupaten Minahasa.
” Kepala Staf Kepresidenan RI Pak Jendral Moeldoko pasti kehadirannya di kabupaten Minahasa membawa pesan positif bagi daerah ini. Karena itu atas nama pemerintah dan masyarakat kabupaten Minahasa menyambut baik kehadiran pak Moeldoko dan terima kasih karena telah berkunjung ke Minahasa ,” ujar Bupati ROR
Lanjut dikatakan Bupati, kepada Jendral Moeldoko, dirinya juga memaparkan secara singkat tentang Minahasa baik dari sejarahnya maupun dari keberadaan Minahasa serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.
” Kabupaten Minahasa memiliki daya tarik tersendiri. Sebagai daerah yang memiliki budaya dan keanekaragaman etnis, Minahasa juga menyimpan potensi alam serta sumber daya manusia yang handal. Itulah yang saya sampaikan kepada pak Moeldoko agar selalu diingat dan dikenang ,” imbuhnya
Sebelum menjadi Panglima TNI, ia adalah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Itulah prestasi Moeldoko. Pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 adalah anak dari pasangan Moestaman dan Masfuah. Ia anak bungsu dari 12 bersaudara. Bapaknya hanya seorang pedagang palawija dan perangkat keamanan di desa sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Masa kecil Moeldoko pas-pasan. Orang tuanya serba kekurangan untuk membiayai anak-anaknya yang terbilang banyak. Pendapatan orang tuanya tidak menentu dan membuat hidup keluarga ini serba kekurangan.
Meski serba kekurangan, orang tuanya berharap anak-anaknya jadi orang berguna. Moeldoko kecil bisa dibilang termasuk anak yang cekatan dan pekerja keras. Dia ikut membantu ekonomi keluarga untuk menopang kebutuhan keluarganya. Dia sejak kecil sudah bekerja mengangkut batu dan pasir dari kali setiap pulang sekolah.
Moeldoko menyelesaikan sekolah SD dan SMP di Kediri sedangkan sekolah menengah atasnya di Jombang. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer (Akmil) di Magelang. Pada usia 24 tahun, ditulis dalam akun facebooknya, Moeldoko menyelesaikannya dan berhasil menjadi lulusan terbaik pada tahun 1981 dengan dianugrahi Bintang Adimakayasa.
Setelah itu, Moeldoko mengawali karier sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana. Berbagai tugas dia jalani dengan penuh semangat dan disiplin. Moeldoko juga dapat melaksanakan tugas dengan baik saat operasi Seroja Timor-Timur dan penugasan lainnya seperti ke Singapura, Jepang, Irak-Kuwait, Amerika Serikat, dan Kanada.
Karier Moeldoko bisa dibilang tidak pernah berhenti menanjak. Lulusan terbaik Akmil ini menjabat sebagai Kasdam Jaya tahun 2008, dan pada tahun 2010-2011, ia mengalami tiga kali rotasi jabatatan dan kenaikan pangkat. Mulai dari Panglima Divisi 1/Kostrad, panglima III/Siliwangi, hingga menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Kariernya terus meroket, dua tahun kemudian dengan cepat menduduki Wakil Kepala Staf AD hingga dipercaya sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) tahun pada 22 Mei 2013.
Puncak kariernya di militer makin cemerlang setelah menjadi KSAD. Menginjak usia 56 tahun, Moeldoko ditetapkan sebagai Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum penetapan, Moledoko mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR-RI dengan jawaban yang diberikan Moeldoko membuat 9 fraksi di Komisi I menyetujui Jenderal TNI Moeldoko sebagai panglima TNI.
Di tengah kesibukannya di dunia militer, dia tidak melupakan pentingnya pendidikan. Dia terus mengasah intelektualnya di perguran tinggi hingga gelar tertinggi. Dalam usia 57 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar doktor Ilmu Administrasi Negara di Universitas Indonesia dengan nilai sangat memuaskan.
Pensiun dari TNI bukanlah akhir kariernya. Dua tahun lepas dari tugas kemilitiran, pada 17 Januari 2018, purnawirawan jenderal bintang empat ini diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai kepala Staf Kepresidenan menggantikan Tetan Masduki. (DN)
KELUARGA
Istri : Koesni Harningsi
Anak : Randy Bimantoro
Joanina Rachma
PENDIDIKAN
Sekolah Dasar Negeri Juntok 1, Kediri
SMP Negeri Papar, Kabupaten Kediri
Sekolah Menengah Pertama Pertanian (SMPP), Jombang, 1977
AKABRI, Magelang, 1981
S-3 Falkultas Administrasi Negara, Universitas Indonesia, Jakarta, 2014
KARIER
Asops Kasdam VI/Tanjung Pura
Dirbindiklat Pussenif
Komandan Rindam VI/Tanjung Pura (2005)
Komandan Korem 141/Todopuli Bone (2006)
Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi (2007)
Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008)
Kasdam Jaya (2008)
Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010)
Panglima Kodam III/Siliwangi (2010)
Wakil Gubernur Lemhannas (2011)
Wakasad (2013)
KSAD (2013(
Panglima TNI, (2013-2015)
Kepala Staf Kepresidenan (2018)
PENGHARGAAN
Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, dan XXIV,
Satya Lencana Seroja
Tanda jasa dari PBB
Satya Lencana Santi Dharma
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Bintang Yudha Dharma Nararya
Bintang Kartika Eka Paksi Utama.
(IskandarEffendy)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media