Jurnalline.com, Jakarta – Bapak Pendeta Johanes, tokoh penggagas dan pemelopor gerakan “Imanuel” di Distrik Mbua, kembali menegaskan komitmennya untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat setempat. Gerakan yang diberi nama “Imanuel”, yang berarti “Tuhan beserta kita seluruh masyarakat Distrik Mbua”, mengandung makna dan pengharapan besar bagi kemajuan distrik ini. Minggu (23/06/2024).
Pendeta Johanes, bersama Prajurit Lintas Udara 432/WSJ dan berbagai elemen masyarakat, telah bahu membahu mewujudkan program-program yang mencakup berbagai bidang. Program-program tersebut meliputi kesehatan dengan “Bapa Keling”, pangan dengan “GO SPP”, ekonomi dengan “ROSITA”, pendidikan dengan “Gubuk Baca”, dan agama dengan “Minggu Kasih”. Semua program ini telah berjalan konsisten dan menciptakan kondisi yang sejuk di Distrik Mbua.
Selain itu, upaya di bidang keamanan juga dilakukan oleh Pdt Johanes bersama prajurit Lintas Udara 432. Mereka melakukan sweeping di jalur perlintasan untuk mencegah peredaran miras yang meresahkan tokoh agama dan masyarakat, serta memastikan pengamanan kegiatan gereja dan bakti sosial.
Rasa cinta masyarakat Mbua kepada prajurit Lintas Udara 432 disampaikan langsung oleh Pdt Johanes dalam khotbah ibadah Minggu (23/06/2024).
“Makna dalam kata Garam dan Terang Dunia merupakan sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan. Sebagaimana kita manusia harus bisa menjadi garam yang baik, artinya kita harus memberi rasa berupa pengaruh yang baik bagi sesama dan lingkungan. Hal itulah yang mampu dilakukan oleh Bapak Ridolof dan teman-teman dari Kostrad yang bisa menjadi garam dan membawa terang di Distrik Mbua,” ungkapnya dengan air mata haru dan penuh harapan.
Dengan semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh Pdt Johanes dan Prajurit Lintas Udara 432, Distrik Mbua terus bergerak menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.
Drie
(Penkostrad).
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media