Jurnalline.com, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan ke-71 Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan juga dalam rangka menyongsong persiapan Asian Games yang untuk ke dua kalinya di laksanakan di Indonesia, serta untuk menginspirasi kebangkitan bangsa, cita-cita dan apresiasi yang tinggi terhadap pahlawan dan bapak pendiri bangsa, sanggar Kebudayaan Among Jitun berinisiatif menggelar Sebuah Pagelaran Budaya dalam bentuk sebuah PERGELARAN WAYANG KULIT DAN PENTAS BHINEKA KEBUDAYAAN.
Adalah untuk kali pertama, sebuah pagelaran wayang kulit akan dipentaskan di stadion utama GBK dengan mempersembahkan lakon “Manunggaling Mustikaning Jagad” yang dijiwai oleh semboyan epic bangsa Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, demikian di sampaikan Aji Barata Ketua Panitia perhelatan budaya ini kepada pers.
Dengan menggunakan lokasi pentas tepat di titik tengah lapangan bola stadion utama GBK, masyarakat diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki di atas rumput lapangan bola sebelum kompleks GBK akan dipugar untuk dipersiapkan sebagai sarana perhelatan dunia Asian Games yang untuk kedua kalinya diselenggarakan di Indonesia khususnya di ibu kota Negara, Jakarta, tutur Aji mantan aktivis Mahasiswa 1998 ini, adapun Tema kegiatan ini, lanjutnya, kegiatan ini mrpkn refleksi Sebuah Perjalanan Menemukan Kembali Jati Diri Bangsa.
Hal ini dilatarbelakangi, tidak ada sebuah falsafah kehidupan dapat dijunjung sebagai yang terbaik dan termulia sebelum esensinya bersatu dalam jiwa para pelakunya, karena itu pagelaran wayang kulit ini mengambil lakon Manunggaling Mustikaning Jagad secara garis besar memberi makna bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari sebuah falsafah yang dipegangnya.
Nilai-nilai luhur kemanusiaan hanya dapat dianugerahkan padanya ketika manusia mampu untuk selalu meleburkan wujudnya dalam ruang eksistensi kesadaran Spiritual yang dimilikinya.
Bangsa Indonesia yang besar secara populasi, dilahirkan dari keragaman tradisi dan budaya, dibesarkan dengan nilai-nilai hukum dan norma yang memiliki kompleksitas persepsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, tuturnya.
Dalam penjelasannya kepada media, Aji juga menyampaikan bahwa mengenai perhelatan Pagelaran Wayang Kulit yang akan digelar pada Selasa Kliwon (9/82016) dengan dalang kondang Ki Sigit Ariyanto, memiliki tujuan mengajak masyarakat agar tidak hanya sekedar untuk menikmati sebuah tontonan seni budaya peninggalan leluhur, melainkan juga penonton di ajak untuk merefleksikan kembali jati diri Bangsa Indonesia yang tidak dapat lepas dari falsafah Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kami berharap masyarakat dapat ter-edukasi dengan pagelaran Wayang Kulit ini, sehingga masyarakat tidak lupa dengan budaya dan jatidirinya sebagai bangsa Pancasila yang sedang menyambut tamu dari Negara lain di Asian Games 2018 mendatang,” ujar Aji Barata, saat menutup perbincangannya dengan awak media di Gelora Bung Karno, Senin (8/8/2016).
(IDG/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media