Jurnalline.com, Semarang – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-106 Tahun 2019 sudah memasuki minggu terakhir. Berbagai pembangunan sarana fisik berupa jalan, RTLH, jambanisasi dan sasaran fisik lainnya terus dikebut agar disisa waktu yang tinggal beberapa hari ini benar-benar dapat diselesaikan dengan tuntas. Kebersamaan dan kegotongroyongan TNI, Polri dan seluruh komponen masyarakat telah membuktikan dan memastikan bahwa semua pekerjaan akan selesai pada waktunya.
Dibalik itu semua ada hal menarik untuk dikupas karena menyangkut hal yang sangat pribadi tetapi dampaknya berpengaruh bagi orang banyak, yakni pembangunan jamban keluarga. Demikian penuturan Kapendam IV/Diponegoro Letkol Kav Susanto, S.I.P., M.A.P. di Markas Pendam IV/Diponegoro, Jum’at (25/10/2019).
Dalam keterangannya, Kapendam IV/Diponegoro yang beberapa waktu lalu ikut mendampingi Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M. melaksanakan kegiatan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan TMMD di wilayah Kodim 0719/Jepara mengungkapkan bahwa di sebagian wilayah masalah jamban masih perlu mendapatkan perhatian.
Pola hidup sehat dan menjaga kelestarian lingkungan sebagaimana yang telah didengungkan pemerintah melalui Kementrian Kesehatan maupun Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ternyata belum sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan masyarakat, khususnya yang tinggal di desa-desa pinggiran.
“Masih banyak warga yang belum memiliki jamban dan masih memanfaatkan sungai ataupun pekarangan disekitar tempat tinggalnya untuk buang air besar (BAB)”, ungkap Kapendam.
Padahal kita ketahui bersama bahwa BAB merupakan salah satu hal paling pribadi yang setiap hari rutin dilakukan. Apabila hal itu dilakukan secara sembarangan akan mencemari lingkungan yang berdampak kepada kesehatan dirinya dan lingkungannya.
“Dapat kita bayangkan seandainya dalam satu keluarga terdapat 5 orang yang BAB sembarangan. Lantas bagaimana bila di lingkungan tersebut terdapat 10 keluarga yang belum memiliki jamban”, tandas Pamen dengan dua melati di pundaknya.
Berangkat dari kondisi tersebut, maka sangatlah tepat bila disetiap kegiatan TMMD, pembangunan jamban keluarga (jambanisasi) menjadi salah prioritas sasaran fisik.
“Jambanisasi ini merupakan jembatan menuju lingkungan yang sehat, bersih, indah dan asri. Bila lingkungan kita sehat, bersih, indah dan asri pasti nyaman untuk ditinggali dan masyarakat pun akan lebih sehat dan produktif”, tegasnya.
Sekedar untuk diketahui bahwa pada TMMD Reguler ke 106 di wilayah Kodam IV/Diponegoro kali ini setidaknya ada 20 keluarga yang akan dibangunkan jamban, dan tidak menutup kemungkinan masih akan terus bertambah. Belum lagi di wilayah-wilayah yang melaksanakan TMMD Sengkuyung dan program jambanisasi yang dilakukan oleh satuan-satuan Non Kowil.
Kapendam berharap program jambanisasi ini juga dilakukan oleh instansi lain baik instansi pemerintah maupun swasta, agar kelestarian alam tetap terjaga dan masyarakat khususnya yang berada di pedesaan dapat menjalani pola hidup sehat, lebih produktif dan sejahtera.
Penulis : Fram
Editor : Ndre
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media