Jurnalline.com, Jakarta – Insiden jatuhnya seorang balita dari lantai 4 Rusun Rawabebek, hingga mengakibatkan hilangnya nyawa balita tersebut, Kamis (08/09), sejumlah warga korban gusuran Kampung Aquarium, Pasar Ikan bersama Ratna Sarumpaet datang ke Rusun Rawabebek. Mereka hendak ikut tahlilan 7 hari kematian Muhamad Ilham.
Namun maksud mereka rupanya tidak mendapat restu dari pengelola rusun, untuk mencegah rombongan yang datang sebanyak puluhan orang dihadang oleh sepasukan dari TNI, Polisi dan Satpam rusun yang berjaga-jaga sambil “berkeliaran” disekitar rusun.
Menurut Zang Wei Jian, aktifis muda yang selalu ikut memberikan dorongan kepada warga korban gusuran, mereka dilarang masuk ikut tahlilan mendoakan Muhammad Ilham (4 tahun) yang tewas jatuh dari lantai 4 dapur rusun.
“Rusun ini tidak memperhatikan faktor safety. Kebijakan “relokasi” dagelan Ahok menelan korban jiwa. Media-pun dilarang masuk. TNI & Polisi ngumpet ngga mau difoto,” ujar Zang Wei Jian yang biasa disapa Ken Ken oleh rekan sesama aktifis.
Pihak sekuriti yang sempat ditanyakan, beralasan jika larangan tersebut berasal dari atasan, ”siapa lagi kalau bukan Ahok sebagai atasan pengelola rusun,” ujar Ken Ken, menjawab alasan pihak keamanan yang melarang warga dan Ratna Sarumpaet ikut tahlilan
Ahok sendiri, seperti biasanya, kali ini mengkambing hitamkan penyebab kematian Ilham, akibat desain lama. Sementara pihak pengelola tidak mengucapkan permohonan maaf ataupun belasungkawa, selain uang sebesar Rp. 1,5 juta begitu saja.
Namun pihak warga tetap akan menununtut pihak pengelola dan pemprov dan juga Ahok. “Saya kira salah satu alasan pengerahan TNI-Polri di lokasi rusun dan pelarangan Ratna Sarumpaet ikut acara doa bersama. Mereka takut Ratna Sarumpaet dan kawan-kawan membela keluarga M. Ilham,” ujarnya.
Kedatangan warga Kampung Aquairum yang berada di bekas gusuran, maupun di wilayah lainnya yang tersebar, tetap menjalin rasa kebersamaan dan silaturahmi.
“Kedatangan mereka, membuat pihak Rusun ketakutan, karena tidak menyangka rasa solidaritas mereka masih sangat kuat, makanya mereka kerahkan TNI dan Polisi bersiaga,” ucap Ken Ken yang heran dengan dengan pihak Kepolisian dan TNI yang berjaga.
Awalnya pihak warga, baik yang datang dari luar maupun penghuni rusun lainnya, bersama Ratna Sarumpaet berusaha untuk tetap bisa masuk, namun tetap gagal karena mereka harus berhadapan dengan TNI Polri.
Larangan tersebut, mengakibatkan kegiatan Tahlilan dilakukan di luar Rusun di tempat terbuka, dan untungnya saat itu kegiatan berlangsung aman, dan tanpa gangguan hujan sama sekali.
Nenek M. Ilham berencana datangi balaikota meminta pertanggung-jawaban Ahok. ” Saya kira kita perlu mengawal proses ini. Jangan biarkan penguasa zolim bertindak sewenang-wenang kepada rakyat” pungkas Zeng Wei Jian.
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media