Jurnalline.com, Tangerang – Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) menggelar pameran lingkungan hidup di lokasi pelaksanaan Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) World Technopolis Assosiation (WTA) di Puspiptek, Setu, pada 20-23 September 2016.
Dalam pameran tersebut ditampilkan para pemenang kompetisi inovasi nasional. Sebanyak 10 inovasi terbaik memamerkan produknya di dalam tenda putih yang sudah disediakan oleh BLHD Tangsel. “Ini merupakan pameran Tangsel, kita dari BLHD menjadi penanggung jawab pelaksanaan kegiatan ini. Sebelumnya, para pemenang lomba inovasi sudah diseleksi sejak Februari 2016 silam, dan pada Juni 2016 menetapkan 10 inovasi terbaik, dan yang memamerkan produknya sekarang merupakan pemenangnya,” ungkap Kasubid Informasi Lingkungan BLHD Kota Tangerang Selatan Gatot Sukartono.
Menurutnya, dalam pameran ini, pemenang inovasi mempresentasikan materi hasil penelitiannya kepada para pengunjung. Agar para pengunjung dapat mengetahui inovasi-inovasi terbaru yang sudah diciptakan oleh orang-orang pintar.
Sementara, menurut Kepala BLHD Kota Tangerang Selatan Rahmat Salam, kegiatan ini bukan hanya untuk memamerkan sebuah produk, tapi juga menghimbau kepada masyarakat agar dapat menjaga lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik. “Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat. Apa yang diciptakan oleh orang-orang ini ke depannya bisa terus diproduksi dan dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya,” jelasnya.
Juara pertama lomba inovasi ini dimenangkan oleh Suyitno dari Kota Solo dengan membuat produk Zat Warna Alam Nahecho (Z-WAN). Produk ini dibuat untuk masyarakat yang lebih sehat. Sebagian besar zat warna yang ada di pasaran Indonesia dihasilkan melalui proses sintesis kimia yang membutuhkan energi besar dan menghasilkan limbah yang sulit ditangani. Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan atau alam umumnya lebih sehat dan ramah lingkungan, namun cenderung interior dalam segi kecerahan dan daya tahan akan luntur.
“Kami menawarkan produk zat pewarna alami dengan kualitas yang tak kalah dari pewarna sintesis di pasaran. Bahan baku utama pewarna Z-WAN diekstrak dari tanaman indigofera tinctoria sebagai sumber warna biru, kayu tegeren (Cudraina javanensis) sebagai sumber warna kuning, serta kayu secang (Caesalpinia sappan) dan tinggi sebagai sumber warna merah,” ungkap Suyitno.
Produk zat warna alam Z-WAN dibuat dalam bentuk pasta, ekstrak, dan serbuk yang dikemas dalam paket 1 kg dan 5 kg. Untuk menggunakannya, zat pewarna alami ini langsung dapat dilarutkan ke air. Saat ini produk Z-WAN telah dipasarkan ke berbagai kota di Jawa dan Bali, serta melalui portal online.
Pemenang kedua adalah Warsito Purwo Taruno dengan produk Cancer Early Warning System. Yakni Electrical Capacitance Volume Tomigraphy (ECVT) untuk deteksi dini kanker payudara.
Beast ECVT Screener (BES) adalah produk inovasi dirancang khusus untuk mendeteksi abnormalitas pada payudara manusia disebabkan oleh kista, tumor atau kanker ganas, sehingga dapat digunakan sebagai sistem deteksi dini kanker payudara. BES dikembangkan dengan memanfaatkan Medan listrik dengan frekuensi menengah dan tegangan rendah, dan dapat menampilkan citra 3-dimensi yang mudah dipahami dengan cepat tanpa sinar radiasi yang merusak. Proses pemindaian dilakukan menggunakan sensor kapasitansi berbentuk setengah bola yang ditangkupkan pada payudara tanpa harus ada kontak langsung. Selain itu, pengambilan data berlangsung sangat cepat dalam hitungan detik.
Juara ketiga adalah Suharsono dengan produk Jala Ipam untuk pembangunan industri kentang french fries beku pertama di Indonesia. Jala Ipam merupakan kultivar kentang untuk frozen french fries (FFF) yang pertama di Indonesia.
Jala Ipam cocok untuk diolah sebagai bahan baku karena bentuknya yang besar dan panjang sehingga ideal dipotong memanjang. Umbi ini juga memiliki produktivitas yang tinggi, dengan harga jual jual yang sebanding.
Kentang Jala Ipam didapatkan dari umbi bibit yang dikembangkan di dalam rumah kaca. Bibit kentang lalu dijual ke petani, yang kemudian dapat langsung ditanam. Jala Ipam dapat tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan bervariasi.
(Ags/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media