Jurnalline.com, Tangerang – Pertumbuhan usaha di Kota Tangerang Selatan menjadi tolak ukur para pemangku jabatan untuk memberikan bimbingan dan pelatihan teknis kepada para pelaku usaha kecil terutama pengusaha lokal
Blandongan salah satu organisasi masyarakat yang diketuai oleh Heri Sumardi (mantan anggota DPRD Kota Tangerang Selatan) bekerjasama dengan 3 SKPD, Dinas Tata Kota, PU Bina Marga, dan LPSE menggelar workshop sehari kepada pengusaha kecil dan lokal dengan tajuk sukses dalam lelang tender, hal tersebut dilakukan mengingat masih minimnya SDM dan perangkat kerja pendukung bagi para pelaku usaha kecil di Kota Tangerang Selatan.
“Kami hanya ingin menunjukan kompetensi dan professional para pengusaha lokal, ibarat orang betawi mah ilangin tuh adat ambekannya,” ujar Heri Sumardi yang mengatakan sudah tak mau lagi terjun ke politik.
Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan yang akrab disapa haji abi dalam sambutannya hanya hanya berpesan kepada para pengusaha lokal asal tangerang selatan untuk lebih professional dan lebih baik setelah mengikuti workshop yang menggaet 3 skpd (satuan kerja perangkat daerah.red) kota tangerang selatan,
”Mari rubah manej gaya betawi kita menjadi lebih modern dan berkarakter sebagai pengusaha asal tangsel,” katanya
Sementara itu sekretaris dinas tata kota Muqodas dalam pelatihan menyampaikan tips dan trik bagi pelaku usaha untuk bisa ikut tender dan memenangkannya, Istilah “Ngebom” yang sempat menjadi pertanyaan awak media dirinya menjelaskan bahwa perusahaan itu bukan hanya satu pemodal saja yang berusaha mendapatkan tender lelang dan menang apabila tidak di imbangi dengan kualitas personil SDM tentunya harus memiliki permodalan usaha yang kuat. “ Saya hanya meminta kepada para pengusaha lokal bukan hanya keberanian mengikuti tender, tapi prasyarat perusahaan yang memenuhi standar pun harus optimal dan lebih professional di miliki,” pungkas Muqodas.
Ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh para peserta yang sebagian besar adalah pengusaha asal tangerang selatan, rata-rata yang dikeluhkan adalah belum adanya perwal yang dapat membantu dan memudahkan pengusaha lokal untuk bisa ambil bagian dalam lelang yang lebih tinggi nilai tendernya,
“Mengenai perwal tersebut segera di rumuskan kembali, namun patut diketahui pula sudah semestinya ada keberanian yang tinggi dari para pengusaha asal tangsel ikut tender lelang yang lebih tinggi lagi nilainya, jangan takut! sebab selama ini nilai tender yang tinggi selalu dimenangkan oleh pengusaha diluar asal tangsel,” ujar Arnopi.
“Mari rubah mindset pola kita tapi ingat pula! jangan terlalu berani menurunkan nilai persentase hingga belasan persen, jika mau bermain dalam tender lelang yang nilai nominalnya di atas 1 miliar cukup mengukur kemampuan kantong perusahaan kita,” ujarnya.
“Saya mendukung pengusaha tangsel itu lebih bisa mumpuni dan menguasai tiap tender lelang, makanya seminar ini sangat saya apresiasi sebagai bentuk penambahan pengetahuan manajemen dan tata kelola keuangan perusahaan,” tambah Arnopi.
“Saya ini orang pertama yang memberi nama kota ini dengan sebutan tangsel, silakan lihat sejarahnya, oleh karena itu saya sangat concern dan peduli dengan nasib pengusaha asal Tangsel, adanya workshop ini sangat membantu apalagi blandongan sebagai penggagas mengundang 3 SKPD pemerintahan kota tangerang selatan,” tandasnya.
(TB)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media