Jurnalline.com, Jakarta – Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memperingati Hari Pahlawan 10 November Tahun 2016 dalam suatu upacara peringatan di Lapangan Arafuru Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Kamis (10/11). Upacara tersebut dipimpin Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlaarmabar) Kolonel Laut (P) Arsyad Abdullah serta diikuti seluruh personel Koarmabar mulai dari Perwira, Bintara, Tamtama dan Pegawai Negeri Sipil.
Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Khofifah Indar Parawangsa, dalam amanatnya yang dibacakan Dangupurlaarmabar mengatakan bahwa peringatan Hari Pahlawan dapat dijadikan sebagai momen reflektif untuk memberi makna atas pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa, dengan menyalakan jiwa kepahlawanan dalam perjuangan mengisi kemerdekaan. Peringatan tersebut didasarkan pada peristiwa “Pertempuran 10 November 1945” di Surabaya, sebagai pertempuran pertama dan terbesar antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dengan memakan korban jiwa yang sangat besar. Selain itu juga peristiwa tanggal 10 November memberikan pelajaran moral bahwa warisan terbaik para pahlawan bangsa bukanlah politik ketakutan, melainkan politik harapan. Bahwa seberat apapun tantangan yang dihadapi dan keterbatasan yang ada, tidak akan menyurutkan semangat perjuangan.
Lebih lanjut Mensos RI menyampaikan bahwa pengalaman merebut dan mempertahankan kemerdekaan juga menunjukan betapa sepirit perjuangan dan mental karakter kepahlawanan memiliki daya hidup yang luar biasa dalam menghadapi berbagai rintangan dan penderitaan. Peringatan hari Pahlawan harus mampu menggali apinya, bukan abunya. Dengan meminjam ungkapan Bung Karno, semangat pahlawan itu adalah semangat rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengan mengutamakan kepentingan umun di atas kepentingan pribadi.
Setelah Indonesia merebut kemerdekaannya, semangat kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensive, melainkan patriotisme yang lebih positif dan progresif. Patriotisme sejati bukan sekedar mempertahankan melainkan juga memperbaiki keadaan negeri. Untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa hari ini,patriotisme progresif dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada anti-asing. Dalam rangka mencapai perikehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, patriotisme progresif harus mengembangkan ketahanan bangsa untuk bisa mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam bidang politik dan kepribadian dalam kebudayaan.
Melalui momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, masyarakat Indonesia dapat mengambil makna yang terkandung di dalamnya dengan meneladani nilai-nilai luhur yang diwariskan seperti: taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pantang menyerah, jujur dan adil, percaya kepada kemampuan sendiri serta kerja keras untuk membangun Indonesia yang sejahtera sebagaimana cita-cita para pahlawan bangsa.
Melalui peringatan Hari Pahlawan 2016 sebagai bangsa yang besar, bangsa yang harus menghargai jasa para pahlawannya, peringatan Hari Pahlawan diharapkan pula dapat lebih membangkitkan semangat kebangsaan, menumbuhkembangkan nilai-nilai kepahlawanan serta meningkatkan kecintaan kepada tanah air dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Upacara peringatan di Koarmabar tersebut dihadiri para Asisten Pangarmabar, Komandan Satuan jajaran Koarmabar, Kepala Dinas/Kepala Satuan Kerja Koarmabar.
(Dian)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media