Jurnalline.com, PENKOSTRAD – Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Benny Susianto di dampingi Asintel Kasdivif 2 Kostrad Letkol Inf Haryantana, dan Papen Divif 2 Kostrad Mayor Inf Bonny V.A, menerima kunjungan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang di Ruang Kerja Panglima, Markas Divisi Infanteri 2 Kostrad, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Kunjungan tersebut sebagai upaya membangun hubungan silaturahmi, sekaligus untuk mempererat sinergitas antara Mahasiswa dengan TNI. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Ketua HMI Cabang Malang Haryanto beserta 6 orang anggota HMI se-Malang Raya yang berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Islam Malang.
Kunjungan yang dilaksanakan ini juga sebagai momentum silaturahmi antar komponen muda bangsa bersama TNI. Hal ini karena TNI satu-satunya institusi yang dapat masuk ke semua lini dan bidang. Sehingga pemuda yang merupakan potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa, perlu menjalin sinergitas bersama TNI.
Dalam acara kunjungan itu, Panglima Divif 2 Kostrad menyinggung tentang peran pemuda sangat penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Saat era globalisasi seperti sekarang peran mahasiswa sangat berpengaruh terhadap warna suatu bangsa, sehingga kekuatan negara ditentukan oleh generasi muda yang memiliki kualitas diri dan moral.
Panglima Divif 2 Kostrad juga menyampaikan pesan kepada rombongan HMI Cabang Malang bahwa, “HMI harus memiliki misi ke-Bhinekaan untuk dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga, HMI harus menjadi organisasi yang selalu mengedepankan politik bernegara dengan tidak adanya kepentingan kelompok tertentu,” jelasnya.
Di waktu yang sama, Kepala Penerangan Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayor Inf Bonny Vidri Anggoro juga mengungkapkan tentang adanya kelompok-kelompok yang menolak perbedaan di lingkungan kampus, dengan menyebarkan ajaran ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Tentunya hal itu harus di waspadai.
“Saat ini satu-satunya negara yang masih berdiri yang di bangun dengan dasar perbedaan hanya bangsa Indonesia, sehingga kita sebagai generasi penerus wajib menjaga keutuhan, kesatuan dan persatuan serta tidak mudah untuk diadu domba,” tegas Bonny.
(Dian)