Jurnalline.com, KOARMABAR – Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melalui Tim Western Fleet Quick Response (WFQR)-4 yang berkedudukan di Lantamal IV Tanjungpinang mengamankan dua buah kapal ikan berbendera Indonesia yang akan di jual ke Malaysia secara ilegal di Perairan Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Kamis (12/1).
Pengamanan terhadap dua buah kapal ikan tersebut bermula saat Tim WFQR-4 melaksanakan patroli laut dengan menggunakan Kapal Patkamla Bintan dan Patkamla Ranggas mencurigai adanya olah gerak dua buah kapal yang mencurigakan. Selanjutnya Tim WFQR-4 mendekatinya untuk melaksanakan penghentian, pemeriksaan dan penggeledahan (Henrikan) dan akhirnya dapat menghentikan kedua buah kapal tersebut pada posisi 0° 56`125″ LU – 104° 26` 247″ BT.
Setelah dilaksanakan pemeriksaan, kedua kapal tersebut masing-masing bernama KM. Maju rejeki 1 dengan bobot 39 GT berbendera Indonesia, pemilik atas nama Caihie, nakhoda atas nama Salman Lubis, Jumlah ABK 3 orang dengan tujuan Tanjungpinang – Bagan Siapi Api. KM.Cipta Jaya dengan bobot 35 GT berbendera Indonesia, pemilik nakhoda atas nama Aman. H Sumatupang, Jumlah ABK 3 orang dengan tujuan Tanjungpinang – Bagan Siapi Api.
Selanjutnya kedua kapal beserta nakhoda dan ABK-nya dikawal oleh Tim WFQR-4 menuju dermaga Batu Hitam Lantamal IV Tanjungpinang untuk menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.
Danlantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI S. Irawan, S.E., mengatakan bahwa kedua kapal tersebut diketahui tidak akan berlayar menuju ke Bagan siapi Api, melainkan akan dibawa ke negara tetangga yaitu Malaysia untuk di jual, di tengah laut tepatnya di perbatasan laut Indonesia – Malaysia mereka ditunggu pembeli dari pihak Malaysia.
Lebih lanjut, dikatakan Danlantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI S. Irawan, S.E., bahwa diduga kedua kapal tersebut akan dirubah fungsi menjadi kapal angkut BBM ilegal ditengah laut. Selain itu, saat diperiksa kapal tidak memiliki alat komunikasi radio, alat keselamatan kapal tidak memadai, kapal tidak layak laut di karenakan ABK kapal yang sangat minim yakni 3 orang termasuk Nahkoda serta tanpa dilengkapi buku pelaut/ seamen book tidak ada dan buku Sijil.
(Dian)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media