Jurnalline.com, Kota Serang (Banten) – Kota serang ditahun 2020 Sudah Berumur 13 Tahun waktu yang lumayan lama dalam pembelajaran penataan, pelayanan, pembinaan, Pembangunan, ekonomi dan lain sebagainya semua itu untuk peningkatan dan kemajuan taraf hidup masyarakatnya, namun ternyata di kisi lain di dalam corong Pembangunan dan pemukiman masih ada masyarakat nya yang memiliki RTLH (Rumah Tidak Layak huni) seperti Muntarif dengan istri Kastiyah dan 1 anak nya yang tinggal di kampung Kamanduran Rt. 003 Rw. 001 Desa Teritih Kecamatan Walantaka Kota Serang Provinsi Banten yang mana tempat tinggal nya bekas kandang kerbau beralaskan tanah merah hanya di lapisi anyaman bambu saja selama 12 tahun. Selasa 12 Januari 2020.
Menurut tetangganya Jon, Mustarif itu tinggal di bekas kandang kerbau itu kira-kira sudah 12 tahun yang di tutup dinding nya dengan anyaman bambu saja.
” Yang saya tau Muntarif (45th) bekerja sebagai buruh harian lepas kenek bangunan, sedangkan istri nya Kastiyah (37th) hanya ibu rumah tangga mereka tinggal di bekas kandang kerbau bertiga dengan 1 anaknya yang tidak sekolah karena kata Mustarif dia sudah tidak mampu membiayai sekolah anaknya, Katanya.
Masih menurut Jon, kira-kira Mustarif dengan keluarga nya itu tinggal bertetangga dengan saya sudah 12 tahunan, terus terang saya sendiri miris melihat nya saya bersama warga yang lainnya paling bisa bantu semampu nya, untuk bantuan dari pemerintah mungkin ada entah bentuk uang atau sembako tapi kalau bantuan bedah rumah seperti nya belum terlihat, saya mohon kepada pemerintah kota serang khusus nya saya perwakilan dari masyarakat kampung Kamanduran memohon kepada DPUPR ( Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat) kota serang agar segera mengagendakan dan menganggarkan dalam bantuan Rumah layak huni untuk warga kami (Mustarif ) karena memang sebenar-benarnya keadaan tempat tinggalnya sangat tidak layak. harap nya Jon.
Sedangkan harapan Mustarif saat di konfirmasi awak media mengatakan, sangat menginginkan tempat tinggal yang layak untuk keluarga kecilnya agar mereka nyaman.
“siapa seh pak yang tidak mau membuat kan tempat tinggal atau rumah yang layak dan nyaman untuk keluarga kecilnya, hanya saja karena penghasilan nya saya nya yang belum bisa apa-apa syukuri saja yang ada walaupun harus tinggal di bekas kandang kerbau.
Penghasilan saya hanya bisa untuk makan dan jajan anak sehari-hari nya belum bisa menyisihkan uang untuk yang lain namanya juga kerja buruh harian ngebantuin tukang bangunan kalo ada kerjaan ya dikerjakan gaji sehari ga menentu bagaimana pemilik rumah nya kadang di bayar sehari Rp.80.000 ada juga yang bayar Rp.100.000 kalo ga ada yang nyuruh ya terpaksa nganggur, kalau sudah nganggur kadang ketemu makan 2 kali kadang 1 kali sehari namun saya bersyukur punya tetangga baik baik kadang ada yang memberi bantuan kepada kami berupa uang ada juga makanan, ungkap Mustarif.
Masih dengan Mustarif, saya tinggal di sini sudah 12 tahunan dulu tempat tinggal saya kandang kerbau karena sudah tidak ada kerbau nya maka dinding nya saya kasih anyaman bambu seadanya yang penting tertutup saya dan keluarga sangat berharap sekali kepada pemerintah kota serang khususnya agar dapat memberikan bantuan kepada kami berupa rumah yang layak huni agar keluarga kami dapat tinggal dengan nyaman, kasihan dengan istri dan anak saya, kalau musim hujan begini atap rumah kami bocor istri dan anak saya harus geser mencari tempat yang tidak kebocoran, semoga saja Allah SWT secepatnya mengabulkan permohonan keluarga kami melalui pemerintah kota serang. harap Mustarif.
Penulis : Fram
Editor : Ndre
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media