Jurnalline.com, Tangsel – Imansyah (53), salah satu rekan yang mengantar (S) ke Balaikota Tangerang Selatan (Tangsel), mengklarifikasi terkait kejadian yang sempat dianggap sebagai tindakan rusuh di Balaikota karena tidak dapat menemui Wakil Walikota Tangsel yakni Benyamin Davnie. pada Jumat (25/8) lalu.
Saat klarifikasinya, Imansyah mengatakan, kedatangan dirinya bersama (S) dan Arman ke Balaikota Tangerang Selatan hanya untuk mendiskusikan masalah Forum Masyarakat Tangerang Selatan (FORMAT) kepada Wakil Walikota Tangerang Selatan, yang rencananya akan menggelar rapat pada minggu ini.
“Sejak petama kami datang ke Balaikota untuk parkir juga sudah diperingatkan oleh satpam, dan ketika saya bersama (S) dan Arman masuk Balaikota juga tidak menyadari kalau dimeja ada satpam hingga salah satu dari mereka pun melanjutkan untuk absen sebagai perwakilan dan melanjut keatas untuk segera bertemu Wakil Walikota Tangsel,” kata Imansyah di wilayah Ciputat (27/08) siang.
Dirinya juga mengatakan, Ketika dirinya naik tangga bertemu Faisal (salah satu Staf) dan mencoba mempertanyakan keberadaan Wakil Walikota Tangerang Selatan.
“Faisal bilang Bapak Wakil ada di ruanganya, namun pas di depan ruangan Pak Wakil, bertemu kepada satpam juga dan mengatakan Pak Wakil tidak ada diruangan, ya udah kita tunggu di loby pak wakil, setelah itu keluarlah Aspri yang bernama Hendra, kita jelaskan tentang Format, dirinya malah nanya proposal, dan kita sempat jelaskan maksud dan tujuan untuk sekedar show’an,” paparnya.
tak hanya itu, Imansyah menambahkan, selesai menjelaskan pihaknya sempat bernegosiasi tentang waktu bertemunya kepada Wakil Walikota, hanya untuk sekedar kejelasan bertemu sehingga Arman turun dengan heran lantaran sulitnya bertemu dengan kawan lama, namun dirinya bersama dengan (S) pun pindah ke ruangan Suhendar staf ahli khusus Pemkot dengan meminta waktunya lima menit dan kembali menjaskan maksud tujuannya kepada Suhendar.
“Kalau insiden pecahnya memecahkan kaca itu salah, kita hanya turun dengan jalan cepat, nah pas (S) melintasi sebelumnya ada ibu-ibu yang juga melintas pada pintu kaca itu, dan (S) hanya ingin mengganjalnya namun hal ini membuat pecahnya kaca tersebut, dan untuk kejelesannya pak Suhendar yang tahu persis,” paparnya.
Terkait pecahnya pintu kaca tersebut pihaknya tidak terlalu memikirkan, lantaran hanya hal kecil dan setelah Sholat Jum’at, dirinya baru menyadari hal tersebut mendapat kepahaman yang berbeda dan laporan bahwa pecahnya kaca tersebut telah di tangani oleh pihak Kepolisian.
“Namun kalau dibilang ini sampai merusak fasilitas Negara, saya pikir kami tidak merasa sejauh itu, karena itu tidak ada unsur kesengajaan, bahkan pecahnya juga baru inget pas setelah Sholat Jumat, ya pastinya kami juga menyesal dan meminta maaf atas insiden ini, karena kami juga buru-buru, namun kami juga bukanlah orang yang perusak, dan kalaupun mau merusak pasti namanya emosi tidak hanya itu yang dirusak,” pungkasnya.
(Tb)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media