Jurnalline.com, Minahasa —
Oleh karena itu dikatakan Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia…” Namun demikian meskipun Yesus Kristus memiliki dua sifat, tetapi bukan berarti memiliki dua pribadi. Ini kesalahan Nestorius, yang hidup pada abad keempat.
Sekali lagi, meskipun “Firman telah menjadi manusia,” namun tanpa adanya kebingungan kodrat, atau perubahan yang satu menjadi yang lain: yang merupakan ajaran sesat kaum Eutikus di masa lalu, yang begitu mengacaukan kedua kodrat dalam pribadi Kristus, sehingga mereka menyangkal semua perbedaan di antara keduanya.
Eutikus berpikir bahwa penyatuan itu terjadi dalam kodrat Kristus, sehingga kemanusiaan diserap dan sepenuhnya berubah menjadi kodrat Ilahi; sehingga, melalui transubstansiasi itu, kodrat manusia tidak lagi ada, ini adalah konsepsi keliru dan sesat pikir dan roh.
Namun melalui penyatuan ini kodrat manusia benar-benar bersatu dengan Keilahian, sehingga masing-masing mempertahankan sifat-sifat hakikinya yang berbeda. Sifat-sifat dari kedua kodrat itu tetap utuh.
Adalah suatu kemustahilan, bila keagungan Keilahian dapat menerima perubahan apa pun; ini sama mustahilnya dengan kehinaan kemanusiaan yang jatuh dapat menerima Keilahian, sehingga dapat diubah menjadi Keilahian.
Juga suatu kemustahilan suatu makhluk dapat bermetamorfosis menjadi Sang Pencipta, dan daging yang sementara dan jatuh menjadi kekal, dan yang terbatas meningkat menjadi yang tak terbatas.
Karena jiwa dan tubuh bersatu, dan menjadi satu pribadi, namun jiwa tidak berubah menjadi kesempurnaan tubuh, maupun tubuh menjadi kesempurnaan jiwa. Memang ada perubahan yang terjadi dalam kemanusiaan, dengan kemajuannya menuju persatuan yang lebih unggul, tetapi tidak dalam Keilahian.
Atasnama Pemerintah Desa Kopiwangker kecamatan Langowan Barat, Hukumtua Vanda N.Emor dan Keluarga beserta Seluruh Jajaran Mengucapkan Selamat Natal Yesus Kristus 25 Desember 2024
HALLELUYAH Tuhan Selalu Bersama Kita Sekalian. (EffendyIskandar)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media