Jurnalline.com, Tangerang Selatan – Panwaslu Kec. Pamulang melakukan audiensi ke Majlis Ulama Indonesia – Pamulang, Senin (13/08). Audiensi ditujukhan untuk meningkatkan pengawasan partisipasif oleh semua elemen masyarakat. Selain audiensi ke MUI – Pamulang, Panwaslu Kec. Pamulang telah mengadakan audiensi ke beberapa stakeholders. Diantaranya audiensi ke Perguruan Tinggi di Pamulang, lembaga pemerintahan, dan beberapa LSM serta komunitas yang ada di wilayah kecamatan.
Panwaslu Kecamatan pamulang terus berupaya mendorong tenciptanya gelombang besar yang akan menjadi kekuatan besar pula dan dahsyat yaitu dengan membumikan sebuah program yang kita sebut pengawasan partisipatif yang mana sudah menjadi salah satu tugas kami sebagai pengawas “meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemuli di wilayah kecamatan (UU No. 7/2017 Psl. 105 angka 4) dalam Pelaksanaan Pemilu 2019 mendatang guna mencegah dan mempersempit ruang pelanggaran di wilayah kecamatan.
Membangun dan memperkuat hubungan baik pawaslu kecamatan dengan masyarakat suatu keharusan bagi kami yang datang dan lahir dari hati yang jernih yang kemudian menumbuhkan kerja-kerja pengawasan yang lebih bersama masyarakat, karena tanpa masyarakat kita ini (Pawaslu Kecamatan) tidak ada apa apanya karena keterbatasan personil pengawas,” uangkap Ketua Pawaslu, Irfan dalam pertemuan dengan MUI Pamulang di Sekret. MUI.
MUI Pamulang memiliki wilayah yang sangat setrategis selain representasi sebagai organisasi umat islam juga lembaga yang masih didengar dan menjadi rujukan dalam hal nilai-nilai moral kebaikan dalam upaya pergerakan masyarakat yang terlibat aktif maupun pasif dalam pemilu 2019 nanti dengan penuh etika sopan santun tanpa mencidrai muslim yang satu dengan muslim yang lain tanpa mengumbar aib yang satu dengan yang lain.
Koordinator PHL Johaelemba mengatakan silaturahim ini bermaksud sebagai salah satu ikhtiar kami untuk mempersempit gerak politik uang dan politisasi Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) Ia berharap, dengan memperkuat silaturahim dengan MUI diantaranya pagi ini sebagai upaya tahapan pencecgah
Sementara itu, Ketua MUI – Pamulang, KH. Idris Elbi menyambut baik kedatangan Panwaslu Kec. Pamulang di kantornya untuk ikhtiar bersama melakukan pengawasan partisipasif dalam bentuk gerakan moral nilai-nilai kebersamaan, kedamaian penuh dengan sopan santun dan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam proses menyiapkan pemimpin atau perwakilan masyarakat yang amanah . Menurut KH. Idri Elbi, sarana-sarana ibadah dan tempat-tempat pengajian akan menjadi rawan untuk dijadikan media kampanye oleh peserta pemilu. “Harus diawasi, jangan sampai peserta pemilu mengutip ayat-ayat Alquran untuk berkampanye tapi tidak sesuai kontek tidak jarang yang terkadang menyebut ayatnya saja tiidak tepat,” imbuh ketua MUI Pamulang.
Selain hal tersebut, kata KH. Elbi, perlu adanya pengawasan serta pencegahan terhadap praktik politik uang. Sebab, bila proses pemilu ini tidak dikotori dengan politik uang, maka bisa lahir figur pemimpin yang benar-benar amanah. “Bila di awal sudah tidak amanah, bagaimana saat memimpin, apakah bisa amanah?” Kata KH. Elbi.
Menurut KH. Elbi, seorang pemimpin akan memberikan dampak luas di setiap lini kehidupan bermasyarakat. Pemimpin yang baik akan membawa dampak baik, dan sebaliknya. “Sosialisasi terkait kepemiluan itu sangat perlu. Karena masyarakat itu beragam.,” jelasnya.
Langkah pengawasan serta pencegahan terhadap pelanggaran pemilu akan selalu digalakkan oleh Panwaslu Kec. Pamulang. Setelah melakukan audiensi serta kerjasama dengan beberapa stakeholders, Panwaslu Kec. Pamulang bersama beberapa tokoh agama lintas agama dan tokoh masyarakat akan melakukan deklarasi “anti sara”. Hal tersebut merupakan gerakan-gerakan moral guna mengawal penyelengaraan pemilu.
(TB)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media