Jurnalline.com, KAYUAGUNG – Pasca kedatangan Presiden RI Jokowi, Minggu (6/7) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), titik api di daerah pesisir dan dikawasan lahan gambut meningkat drastis dari 113 hotspot kini menjadi 209 titik api yang tersebar, Selasa (8/9/2015).
Berdasarkan data dari teramodis 7 September 2015 terdeteksi 209 titik api dengan rincian di Kecamatan Air Sugihan 21 titik, Tulung Selapan 21 titik, Tanjunh Lubuk 7 titik, Cengal 41 titik, Pampangan 53 titik, Mesuji 17, Pedamaran Timur 9 titik, SP Padang 6 titik, Jejawi 2 titik, Kayuagung 2 titik, Lempuing Jaya 2 titik, dan Kecamatan Pangkalan Lampam 12 titik.
Sebelumnya titik api per 1 September berjumlah 113 titik. Kecamatan Pampangan 42 titik, Cengal 24 titik, Mesuji 9 titik, Pedamaran 12 titik, Mesuji 5 titik, Tanjung lubuk 6 titik, Tulung Selapan 11 titik, Kayuagung 3 titik, dan Air Sugihan 1 titik.
Dibeberapa titik api ini, terpantau rata-rata di kawasan lahan gambut dan di hutan lahan perkebunan warga yang memang setiap tahun warga masih terbiasa membuka lahan perkebunan dengan cara membuka lahan dengan membakar. Selama ini, pemerintah hanya memberikan larangan untuk tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan. Namun, tidak ada solusi yang dilontarkan pemerintah bagaimana cara warga membuka lahan tanpa membakar.
Maka itu, setiap harinya di kawasan perkebunan warga terus menerus terideteksi hotspot yang disebabkan kenakalan manusia akibat pembakaran hutan dan lahan untuk membuka perkebunan. “Benar pemerintah terus memberikan sosialisasi mengenai larangan pembakaran hutan. Paling tidak pemerintah juga memberikan solusi pengganti cara pembuka lahan tanpa membakar,” kata warga OKI Sawiran, Senin (7/9).
Solusi itu, hingga kini belum satu warga yang menerima atau mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bahkan sekarang warga hanya ditakut-takuti belaka. Demikian, pihak perusahaan masih ada lokasi lahan mereka yang terbakar. Tentu semua itu tanggungjawab siapa dan siapa yang akan memberikan sangsi bagi perusahaan lahannya terbakar.
Meningkatnya, titik api ini dari sebelumnya yang bertepatan dengan kunjungan Jokowi yang hanya terpantau 4 titik api di wilayah Pampangan. “Kita terus berupaya untuk melakukan pemadaman dan saat ini masih tetap melakukan pemadaman darat ditempat-tempat titik api yang ada,” kata Azhar SE Kepala Badan Penanggulangan Bencana OKI.
Katanya, sebagaimana biasanya pemadaman dilakukan setelah keadaan angin satu arah demi keamanan petugas. “Hari ini kita juga telah meminta bantuan Provinsi Sumsel untuk mengirimkan dua heli untuk melakukan water bombing,” ungkapnya.
Junaidi Kabid Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan mengatakan, hasil pantauan teramodis tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya dan tidak bisa dijadikan acuan. Karena teramodis merekam titik panas. “Bisa jadi dari seng pun bisa terpantau karena dia memantau titik panas kecuali dari Noah yang memang memantau titik api,” katanya.
Apapun itu kata dia, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pemadaman lahan yang terbakar. “Tak hentinya kita menghimbau kepada kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar,” tandasnya.
(Novi)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media