Jurnalline.com, Sulawesi Utara – Hadiri Forum Academics, Business, Government, Community And Media (ABGC+M) bertajuk :“Sulut Sebagai Klaster Kelapa Nasional.”
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey menjelaskan terkait masalah harga kopra dengan harga yang murah, Menurutnya saat ini harga kopra sebagai produk turunan kelapa hanya berlangsung sementara disebabkan mekanisme pasar Crude Palm Oil (CPO) dunia dan saat ini.
“Harga minyak kelapa dalam beberapa bulan terakhir ini “murah”, itu karena dipengaruhi melimpahnya panen produk subtitusi negara produsen penghasil jagung, kedelai, dan bunga matahari yang bisa menghasilkan minyak.” Ujar Dondokambey
Lanjutnya dengan irama pasar ini hanya sementara saja, dirinya optimis nilai komoditas unggulan (Kopra) bumi nyiur melambai bakal merangkak naik.
“Dalam waktu tiga bulan mendatang selain kopra juga banyak produk unggulan bernilai yang dapat dihasilkan dari kelapa dan diperkirakan dalam waktu tiga bulan ini atau sekitar Bulan November mengikuti siklus pasar minyak dunia, Pemerintah Sulut juga sedang mempersiapkan alat produksi kopra menjadi minyak kelapa langsung dan industri sabut kelapa.” Terang OD
Diketahui bahwa turunan produk kelapa tidak hanya kopra saja tapi bisa dijadikan produk lainnya,seperti dinegara china yang lebih suka mengimpor kelapa utuh dari negara lain, sabut kelapa menjadi produk unggulan dan bernilai jual tinggi jadi tidak ada bagian kelapa yang terbuang.
Saat ini Pemprov Sulut terus berupaya meningkatkan mutu kelapa, kerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) untuk menghasilkan varietas baru bibit kelapa yang akan dilaunching menjelang HUT Provinsi Sulut ke-54 Ada varietas baru yang akan kita launching pada Bulan September ini yakni bibit kelapa ODSK Lobu dimana Daging kelapanya lebih banyak, dalam setahun perpohonnya bisa menghasilkan 300 buah kelapa.
“Dengan menerapkan program peningkatan berkelanjutan pada sektor tanaman tahunan, petani harus intens melakukan peremajaan kelapa serta pemberdayaan dan penguatan kelembagaan petani kelapa. Semua upaya tersebut terus dilakukan karena Gubernur Olly Dondokambey yang menempatkan pembangunan pada sektor pertanian menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah yang tercantum dalam program kerja turunan dari RPJMD 2016-2021 yakni Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan memperkuat Sektor Pertanian.
Sementara Kepala Bidang Pembangunan, Inovasi dan Teknologi Bapelitbangda Sulut, Deny Tatuwo menerangkan bahwa tujuan dilaksanakannya forum ABGC+M untuk menyamakan persepsi dan menguatkan jaringan penelitian kelapa sehingga mendukung peranan Sulut sebagai klaster kelapa nasional.
(EffendyIskandar)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media