Jurnalline.com, Maluku Utara – Pelabuhan semut manggadu Ternate, mulai melakukan pembinaan pelayanan. Salah satu yang menonjol, setiap penumpang diwajibkan menggunakan life jacket, sebeum naik diatas speedboat. Penerapan ini berlaku mulai kemarin, setelah dilakukan penandatanganan kesepaatan bersama Gubernur Gani kasuba, Kepala KSOP Taher Latupa, kapolda Malut Brigjen (Pol) M. Naufal Yahya, dan Danlanal Ternate Kolonel Laut (P) Whisnu Kusardinto, yang berlangsung di terminal pelabuhan semut manggadua senin (8/10/2018)
Kesepakatan yang ditandatangani ini merupakan 10 poin rekomendasi dari hasil seminar pada tanggal 6 oktober lalu yang diprakarsai komunitas pers Sofifi (Kompres) Malut. Ketua kompres Malut Rusdi Abdurrahman, saat laporan membacakan Sepuluh poin kesepakatan tersebut, adalah, 1. Setiap keberangkatan Speedboat dari pelabuhan Ternate Menuju Sofifi, Jailolo, Rum Tidore dan pelabuhan Gita, wajib menggunakan life Jacket. Penggunaan life jacket dilakukan saat di atas pelabuhan atau sebelum penumpang naik ke atas speedboat, begitu juga jalur sebalinya. 2. Setiap Speedboat wajib menyediaan alat keselamatan berupa life Jacket, senter, lifebuoy, orari dan GPS. 3. KSOP dan Dishub Provinsi setiap hari memeriksa kelayakan mesin dan alat kelengkapan keselamatan, sebelum speedboat diberikan izin berlayar. 4. Setiap pelabuhan wajib memberlakukan sistim tiket penumpang, yang didalamnya sudah termasuk asuransi keselamatan dari jasaraharja senilai Rp2.000. 5. KSOP dan Dishub Provinsi menempatkan petugas lapangan untuk melakukan pengawasan secara intensif di setiap pelabuhan speedboat. Pengawasan juga dapat dibantu pihak kepolisian dan Lanal. 6. Pihak Kepolisian, KSOP dan Dishub setiap saat melakukan swiping, guna mencegah anak dibawa umur yang menjadi oprator speedboat. 7. KSOP dan Dishub Provinsi segera melakukan koordinasi dengan KSOP dan Dishub kabupaten kota, guna menerapkan protap keselamatan sebagaimana yang diberlakukan di Ternate. Koordinasi keselamatan penyebrangan dilakukan setiap saat. 8. Pemberlakuan tarif penyebrangan speedboat disesuaikan dengan SK Gubernur, tanpa harus mengurangi sit penumpang pada speedboat. 9. KSOP dan Dishun Provinsi, berordinasi dengan Dishub Kabupaten kota untuk tidak mengeluarkan surat persetujuan berlayar dan 10. Pelabuhan semut Manggadua Ternate, dijadikan sebagai pilotprojeck penerapan keselamatan penyebrangan yang dimulai pada senin 8 oktober 2018.
Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba dalam sambutannya mengemukakan, keselamatan transportasi laut harusnya menjadi perhatian bersama, karena keselamatan merupakan faktor utama yang harus di perhatikan salah satunya alat keselamatan yakni pelampung atau life jacket.
Karena, lanjut Gubernur, Malut yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan memiliki tingkat kecelakaan laut yang masih sangat tinggi, yang factor utama permasalahan dari kelalaian tersebut adalah ketersediaan kelengkapan keselatan salah satunya life jacket.
“Saya sangat apresiasi kegiatan yang di gagas adik-adik yang liputan di sofifi, karena ini adalah kegiatan untuk bisa mencegah terjadinya korban di laut,” ungkap Gubernur.
Sementara itu Kapolda Malut Brigjen (Pol) M. Naufal Yahya mengemukakan, kegiatan yang digagas koMPRess adalah kegiatan mulia yang harus di apresiasi karena transportasi dibagi menjadi tiga bagian yakni transportasi udara, laut dan darat dan dibalik transportasi keselamatan pasti ada kecelakaan yang harus di antisipasi bersama.
Untuk itu lanjut Kapolda menegaskan, kegiatan yang positif ini tidak terhenti disini melaikan menjadi kegiatan yang berlangsung secara berkesinambungan sehingga masyarakat yang belum terbiasa akan terbiasa dengan sendirinya selain itu langkah ini juga menjadi satu pemicu untuk mengingatkan pemerintah untuk lebih peduli tentang keselamatan transportasi laut ini.
“Ini bukan masalah tau berenag ataupun tidak, yang pasti semua orang kalau mengalami kecelakaan di laut akan panik dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,”tuturnya
Sementara kepala KSOP Kelas II Ternate Taher latupa menegaskan kepada pihak Asosiasi Speedboat agar dapat menerapkan hasil kesepakatan yang telah ditandatangani tersebut. Sebab jalan tidak-nya penerapan kesepakatan ini sangat tergantung kesadaran para oprator spedboat.
“sehingga ketika terjadi kecelakaan, jangan hanya KSOP yang disalahkan, kita berharap dengan kesepakatan ini menjadi awal perbaikan pelayanan di peabuhan ini,”terangnya.
Diahir kegiatan, juga diserahkan 180 seat bantuan life jacket dari Dirpolair polda Malut dan 50 seat dari kompress Malut, yang diserahkan langsung Gubernur dan Kapolda kepada pihak Asosiasi Speedboat. Sekaigus dilakukan penerapan lapangan.
(YUDI)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media