11 Hadiah Setahun Pemerintahan Jokowi – JK
Jurnalline.com – JKT – Setahun lalu pasangan ini menebarkan harapan memperbaiki keadaan dan kondisi bangsa yang terpuruk, masyarakat begitu yakin bahwa pasangan ini akan mampu membawa perubahan hingga dukunganpun mengalir begitu deras.
Genap setahun pemerintahan Jokowi – JK berbagai lembaga masyarakat bergantian mendatangi Istana Presiden mempertanyakan janji manis saat kampanye Pilpres salah satunya datang dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Selasa (20/10/2015).
Aksi yang berlangsung di jl. Merdeka Utara berjalan lancar. Para demonstran saling bergantian untuk menyampaikan aspirasinya.
Lidya Natalia Sartono selaku Ketua Umum PMKRI menyatakan dalam orasinya bahwa “Di era kepemimpinan Jokowi – JK situasi sosial, ekonomi, politik dan lingkungan tidak menjadi lebih baik, apalagi masalah kemiskinan, kekerasan beragama tetap terjadi bahkan menjadi konsumsi setiap hari” tegasnya.
Kemudian Lidya mengatakan “Merajalelanya korupsi juga merupakan potret kegagalan pemerintah, terlihat dari dikebirinya wewenang KPK sehingga kasus –kasus besar hanya terpajang cantik”, ungkapnya.
Lanjut Lidya “Pembangunan memang diarahkan untuk kemajuan ekonomi tetapi bukan demi kepentingan rakyat melainkan demi melayani kepentingan para pemilik modal dan kaum kapitalis”, pungkasnya.
Dalam tuntutannya PMKRI menyampaikan 11 Hadiah duka cita pemerintahan Jokowi – JK antara lain:
- Menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945
- Tolak Perpanjangan kontrak PT. Freeport,
- Tolak rancangan revisi UU KPK,
- Wujudkan pendidikan berbasis kebudayaan Indonesia,
- Turunkan harga BBM,
- Hentikan PHK, hapus system outsourcing,
- Tangkap mafia perkebunan dan pertambangan,
- Stop human trafficking,
- Evaluasi system transmigrasi sebagai percepatan pembangunan,
- Usut tuntas kasus intoleransi,
- Bila kondisi terus berlarut, maka Jokowi – JK harus mundur dan bubarkan parlemen.
Mereka juga mementaskan tarian dari daerah Kalimantan. Tarian yang mengisahkan tentang patriotisme, sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan.
(Zeet)
