Jurnalline.com – KAYUAGUNG – Pekerjaan peningkatan Jalan Lintas Timur (Jalintim) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) persisnya di depan Kantor DPRD OKI, baru selesai dikerjakan diduga tidak sesuai dengan spek yang diharapkan. Dilihat dari kasat pandangan mata, ketebalan aspal hotmix yang tipis dari ketentuan.
Pantauan di lapangan, Rabu (4/11) bertepatan dengan tim pemeriksaan dari konsultan yang tengah melakukan pengukuran ketebalan, lebar jalan, di beberapa titik radius 25 sampai 50 meter dengan cara menskoring melalui alat codrill, pengeboran. Sampel bahan beton yang sudah di codrill tadi diukur dengan ukuran tepat. Sehingga, untuk mengetahui ketebalan tidak kurang dari apa yang ditentukan.
Dari hasil tadi, ternyata ukuran ketebalan jauh dari apa yang diharapkan oleh konsultan. Ketebalan terpantau berukuran 3 centi meter (CM) sampai 5,2 Cm. Dilihat dari ketebalan saja, pihak kontraktor telah melakukan kecurangan ketebalan badan jalan. Belum lagi, dilihat dari kekuatan badan jalan. Belum bisa dipastikan kekuatannya. Sehingga, ketebalan badan jalan jelas merugikan pemakai badan jalan yang berdampak kerusakan jalan.
“Ada Pak, kami lagi melakukan pekerjaan codril untuk mengetahui ketebalan aspal,” kata Rizal yang mengaku selaku konsultan. Ketika dilakukan pengeboran, codrill dari pemegang alat codrill hasil yang didapat jauh dari apa yang diharapkan. “Ketebalan 5,2 cm” cetus pekerja yang memegang meteran siku dan dibantah oleh Rizal, ukurannya pas 6 cm sebab takut terdengar oleh awak media yang memantau di lapangan.
“Tebalnya 6 cm di tengah badan jalan dan untuk dipinggir jalan seharusnya juga 6 cm, tapi kurang tak apa-apa. Karena, akan dievaluasi jalan di tempat lainnya, karena badan jalan bisa bermain, kadang turun dan naik,” ungkap Rizal menyebutkan untuk ketebalan ada toleransinya. Dari tebal seharusnya 6 cm.
Ketika ditanya mengenai kondisi jalan yang aspalnya ada yang tipis dan kemungkinan dalam waktu dekat terkelupas, Rizal, tak menjawab dan dirinya hanya mengarahkan ke kontraktor yang mengerjakan jalan ini. “Maaf Pak, nanti tanyakan kepada kontraktornya dan jangan main foto-foto harus izin dulu,” tegur keras Rizal ketika difoto wartawan.
Belum selesai pengecekan ketabalan jalan, Rizal memberikan isyarat kepada sopir mobil pic up untuk tidak melanjutkan pekerjaan, dengan alasan air drum habis. Padahal, air drum masih setengah lagi, terlihat pekerja mencuci tangan di dalam drum. Secara mendadak menghentikan aktivitasnya dan membubarkan diri meskipun pengukuran belum selesai dengan alasan kehabisan air.
Terpisah, pengawasan pekerjaan yang setengah-setengah oleh konsultan membuat gerah Pemuda Pengawasan Pembangunan di OKI, Welly Tegalega SH. Kalau tidak ada persoalan mengapa pihak konsultan pengawas pekerjaan jalan ini berhenti dan tidak melanjukan codrill.
“Kalau dilihat dari ketebalan saja sudah menyalahi, jelas mengurangi kekuatan,” ujar Welly yang mengharapakn pihak konsultan bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada.
Kalau di foto wartawan saja berang, tentunya ada apa dengan pengawasan dari konsultan. “Seyogjanya konsultan memberikan penjelasan mengenai ukuran yang seharusnya diterima oleh pihak pengukur kepada wartawan dan bukan wartawan dimarahi,” tegasnya sambil menghela nafas panjang.
(Novi/mb/sa/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media