Jurnalline.com, Puspen TNI – Jajaran Penerangan TNI terus dutuntut untuk melakukan inovasi pemberitaan yang berkualitas dalam rangka memenangkan persepsi untuk mendapatkan legitimasi kepada publik. Meskipun publik menilai bahwa institusi TNI menjadi salah satu lembaga negara yang paling dipercaya sehingga rakyat tetap mencintai TNI, insan penerangan tidak boleh menepuk dada dan berbangga diri.
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Mayjen TNI Joni Supriyanto pada saat membuka Rapat Koordinasi Penerangan (Rakornispen) TNI Tahun 2019 yang diikuti sekitar kurang lebih 150 peserta, bertempat di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2019).
Lebih lanjut Mayjen TNI Joni Supriyanto mengatakan bahwa Penerangan TNI adalah penjuru terdepan dalam mempublikasikan kegiatan dan kinerja TNI. Oleh karena itu, peran dan fungsi Penerangan TNI memiliki nilai yang sangat strategis dan penting dalam pembentukan opini masyarakat terhadap pengabdian TNI.
Kasum TNI mengatakan bahwa tema Rakornispen TNI tahun 2019 “Dilandasi Profesionalitas, Soliditas dan Netralitas, Jajaran Penerangan TNI Bersinergi Menyukseskan Pemilu 2019 dan Mendukung Tugas Pokok TNI”, hendaknya dapat dijadikan sebagai acuan dan tujuan yang harus diwujudkan oleh seluruh jajaran Penerangan TNI dalam melaksanakan tugas pokok.
Di sisi lain Kasum TNI juga mengingatkan bahwa tahun ini merupakan tahun politik, dimana suhu politik semakin memanas karena sebentar lagi akan digelar Pilpres dan Pileg tahun 2019, tanggal 17 April 2019. “Insan Penerangan TNI harus mampu memberikan informasi kepada seluruh masyarakat bahwa Prajurit dan PNS TNI akan tetap berpegang teguh terhadap sikap Netralitas dan bagi TNI netralitas adalah harga mati”, tegasnya.
Dikatakan pula bahwa dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pilpres dan Pileg tahun 2019, intensitas pemberitaan bohong (hoax)semakin meningkat. “Kalau kita cermati di berbagai media sosial saat ini tidak saja pemberitaan yang tidak benar (hoax) bahkan sudah berkembang menjadi kepercayaan masyarakat yang tidak lagi sesuai (post truth)”, ungkapnya.
Menurutnya, hal ini merupakan suatu keadaan atau situasi dimana daya tarik emosional lebih berpengaruh dalam pembentukan opini publik dari pada fakta yang obyektif atau sebenarnya. “Inilah arah baru komunikasi publik yang saat ini sedang berkembang untuk memenangkan persepsi guna mewujudkan legitimasi dan memperoleh kepercayaan publik, dengan menyampaikan fakta-fakta kebenaran yang ada”, terangnya.
Dalam menyikapi hal ini, Kasum TNI Mayjen TNI Joni Supriyanto menegaskan bahwa insan Penerangan TNI harus mampu membentengi diri untuk tidak mudah terjebak bahkan larut dalam pembentukan opini publik oleh suatu kelompok tertentu, sehingga TNI tidak bisa lagi bersikap netral dan seimbang.
Untuk itu, insan penerangan jangan mudah percaya terhadap setiap pemberitaan yang sumbernya tidak diketahui kebenarannya. “Insan penerangan harus bersikap cerdas, pandai memilah dan memilih pemberitaan TNI yang positif dan bermanfaat untuk dipublikasikan, bukan turut menyebarkan pemberitaan yang dapat merugikan institusi TNI”, katanya.
(Fram/dre)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media